Posts

Showing posts from January, 2016

Sabtu Bersama Vivi

Image
Hari Sabtu kemarin berhasil jalan-jalan sama si anak super sibuk Siti Vivi Octaviany. Kita berdua udah 5 tahun di Bandung tapi baru 3 kali bertemu (di luar pertemuan di Rangkasbitung tentunya). Pertama saat Vivi wisuda di Sabuga, kedua saat saya stress skripsi lalu kabur main dengan Vivi sambil nonton bioskop hingga tengah malam lalu  menginap di kosan Vivi, dan yang kemarin akhirnya kita bisa main lagi.  Sebenarnya rencana main ini sudah dari bulan November direncanakan, apalagi saat itu Vivi habis ulangtahun dan saya belum kasih kado. Tapi waktunya enggak pas terus. Akhirnya pending dan baru bisa minggu lalu. Excited sekali sih. Akhirnya bisa bertemu dan main sama Vivi lagi. Tanpa tujuan main yang jelas (niatnya sih ya ketemu, ngobrol sambil makan aja cukup). Tapi saya punya ide untuk main ke Taman Balai Kota lalu makan di Cingu (udah ngidam sejak lama). Vivi mengiyakan. Akhirnya karena tujuan awalnya Taman Balai Kota, kita janjian di Jogya Express Jalan Merdeka, jam 10 pagi. D

January 16

Image
Oh yeah i know that date already passed a week. Beberapa orang mungkin menyukai hari ulang tahun The day which you feel you’re not alone when many people, old friends, from whenever they are, showed up greet you a happy birthday and pray for you, even from someone who you didn’t even expect. All really made your day, didn't it? And thats happened on January 16 too.  Sebenarnya saya tipe orang yang tidak pernah sama sekali merayakan ulang tahun. Ulang tahun bagi saya hanya untuk mengenang bahwa di tanggal itu Mama dengan susah payah dan perjuangannya sudah melahirkan dan menyelamatkan saya, memberikan saya kesempatan untuk bisa merasakan kehidupan di dunia. Seharusnya hari ulang tahun setiap anak itu justru ditujukan untuk Ibu-nya, rasa terimakasih tak terhingga untuk Ibu yang dibarengi dengan rasa syukur pada Allah untuk semua kesempatan yang sudah diberikan hingga detik ini. Semuanya sudah salah persepsi ya? Mungkin bagi kami ulang tahun adalah momen terbahagia pa

#DAY20 Your Fear

Masih ingat rasanya saat Hafdzy mengupdate status line-nya (Jong, izin share ya) karena bapaknya baru saja memiliki akun BBM. And he just saw her dad display pict then said “I just realized that my biggest fear has appeared, my parents are getting old .” Persis sama dengan apa yang saya rasakan. Sejak mama dan bapak punya akun whatsapp, komunikasi kita jadi tidak pernah berhenti bahkan hanya sekadar say hi, bertukar kabar, atau mama yang dengan randomnya mengirim foto selfie. Sama halnya dengan malam ini, mama mengirim foto selfienya, sama dengan yang Hafdzy alami. Saya perhatikan wajah mama di foto itu, sudah penuh kerutan, sudah jauh dari kata kencang. Wajah mama semakin menua. Rasa sedih pun langsung meluap. Dan ya, Hafdzy benar, ketakutan itu muncul.  Seiring berjalannya waktu, seiring kita pun bertambah dewasa, bertambah usia, satu hal yang juga mengikuti adalah orangtua kita pun bertambah usianya. Seketika pikiran teraduk, sedih dan ketakutan menyeruak. Tersadar bahwa semu

2016

Kadang kalau baca lagi post yang sebelumnya ingin tertawa. Bisa ya seseorang jadi semelow itu. Jadi pertanyaan besar berarti para pujangga itu kebanyakan galau kali ya makanya tulisannya oke-oke? Haha pertanyaan apa banget. Ya intinya jadi semacam rindu menulis random lagi. Lately susah sekali cari waktu luang untuk menulis disini, giliran ada waktu luang malah dipakai istirahat. Padahal kemarin-kemarin minat dan kesempatan baca lagi tinggi-tingginya, banyak buku yang berhasil selesai dibaca, dan sebanyak itu pula memberikan kontribusi kebaperan saya (maaf saya emang gampang baper kalau sudah baca buku). Seharusnya kalau sering baca buku, ide-ide berkeliaran untuk bisa dibagi tapi ini kok enggak. Banyak sih idenya tapi ujung-ujungnya malah tidak tertuliskan. Lihat saja arsip 2015 blog ini hanya 30an, menurun drastis dari arsip-arsip tahun sebelumnya. Saya sadar sekali minat menulis saya sedang menurun. Padahal begitu banyak kejadian dan pengalaman 2015 yang sangat bisa saya bagik

My butterfly flies

Image
Friends of mine just texted me after they read my previous post (my so-not-kinda-23yo-woman'-post)  "Ca...are you ok?"  "Lo drama abis sih, Ca. Kata-katanya kaya dialog sinetron labil tau gak." Smiled bitterly. I pretend to be okay. I told them that i could make everything goes so well, i feel so fine, nothing makes me swayed, and sure i'll move forward, run, and leave all behind. But huh, are you sure? Well actually i worry to myself too, i really sure that i'm not okey at all. Pathetic. I showed them that i'm okey but deeply in my heart wasn't going on that way. Those feeling of being safe and warm was replaced by a guilty feeling. Sad enough, is it? But now, i'm in the middle of thinking about all of them. Let me make everything clear now. I know those kind of circumstance will happen to everyone life, including to my life. The circumstance of being dissapointed and so much regret after some of your worse experiences. Some

Favorite Mistake

Sudah tiba di 2016 ya. Benar-benar waktu selalu bisa membunuh setiap penggunanya dengan perlahan, hingga tidak pernah ada yang tersadar. Apalagi mereka selalu memberikan kebebasan untuk kita. Kebebasan untuk memilih dengan siapa dan untuk apa kita menghabiskannya, menikmatinya. Saya tahu bahwa konsepsi waktu itu hanya dibuat oleh manusia. Tidak ada teori Tuhan yang bicara soal waktu berakhir dan dimulai, kapan waktu berganti. Dalam hitungan-Nya hanya ada waktu lahir dan waktu meninggalkan dunia saja bukan? Namun tidak demikian dengan manusia, perpindahan hari, bulan, tahun, dan umur selalu memiliki esensinya tersendiri. Pemaknaan yang didasari berdasarkan semua hal yang sudah dilakukan. Begitupun dengan perjalanan 366 hari ke belakang. Saat tahun berganti 2015 menjadi 2016. Kalau saya diminta untuk mengungkapkan kesan 2015, maka saya akan mengatakan 2015 adalah kamu. Banyak sekali yang sudah saya lalui di 2015, rasa syukur untuk semua pencapaian, kesehatan, nikmat iman, dan re