Sabtu Bersama Vivi

Hari Sabtu kemarin berhasil jalan-jalan sama si anak super sibuk Siti Vivi Octaviany. Kita berdua udah 5 tahun di Bandung tapi baru 3 kali bertemu (di luar pertemuan di Rangkasbitung tentunya). Pertama saat Vivi wisuda di Sabuga, kedua saat saya stress skripsi lalu kabur main dengan Vivi sambil nonton bioskop hingga tengah malam lalu  menginap di kosan Vivi, dan yang kemarin akhirnya kita bisa main lagi. 

Sebenarnya rencana main ini sudah dari bulan November direncanakan, apalagi saat itu Vivi habis ulangtahun dan saya belum kasih kado. Tapi waktunya enggak pas terus. Akhirnya pending dan baru bisa minggu lalu. Excited sekali sih. Akhirnya bisa bertemu dan main sama Vivi lagi. Tanpa tujuan main yang jelas (niatnya sih ya ketemu, ngobrol sambil makan aja cukup). Tapi saya punya ide untuk main ke Taman Balai Kota lalu makan di Cingu (udah ngidam sejak lama). Vivi mengiyakan. Akhirnya karena tujuan awalnya Taman Balai Kota, kita janjian di Jogya Express Jalan Merdeka, jam 10 pagi. Dan seperti biasa kalau janjian di suatu tempat selalu saya yang datang lebih awal. Untungnya, Vivi datang gak lama setelah saya sampai di Jogya Express. Seneng luar biasa bisa melihat Vivi lagi, dia datang sambil senyum hingga mata sipitnya gak kelihatan dan memohon maaf dengan lebaynya. “Tenang aja,Vi. Udah nyiapin mental ko kalau-kalau harus nunggu Vivi.” Vivi ketawa lagi. Matanya lagi-lagi hilang. 

Lalu kami pun berjalan kaki ke Taman Balai Kota. Sebenarnya ide ke Taman Balai Kota ini hanya terlintas aja sih karena merasa enggak ada spesial, hanya ingin tahu aja dan kebetulan kita pun belum pernah kesana. Sesampainya di Taman Balai Kota sedikit amazed sih karena gak nyangka tamannya cukup oke untuk menghabiskan waktu weekend, terbuka untuk umum, dan free. Pak Ridwan Kamil emang the best! Pantas saja Happiness Index warga Bandung meningkat drastis. Kita disuguhi hiburan dan kenyamanan cuma-cuma. Di taman itu kita jalan-jalan lalu duduk di bangku taman sambil mengobrol. Masih seputar kerjaan saya, aktivitas Vivi dengan thesis-nya, hingga ke masalah make up karena tiba-tiba ada SPG dari Oriflame yang menawarkan barangnya. Terus saya bilang, “Sebenernya udah lama pengen ke taman ini, Vi. Tapi males kan kalo sendirian sementara ngajak temen kayanya gak akan ada yang mau main ke taman ginian doang. Ya mumpung ada Vivi akhirnya ngajak kesini.” Kata saya. Vivi pun setuju dengan alasan yang sama. Karena udah lama sahabatan (dari SMP) berasa gak malu meski beralay-alay main ke Taman Balkot haha yang penting  saya dan Vivi nyaman. Ah Vi, thats why i always looking forward to "beralay alay" with you haha. Gak lama sih di taman itu karena bosan juga, lalu Vivi mengusulkan kegiatan kita hari itu pergi ke taman-taman yang ada di Bandung. Saya setuju dengan cepat.  Tujuan selanjutnya Vivi ngajak ke Taman Cikapundung (taman terbaru yang grand openingnya baru sebulan yang lalu), saya langsung ok. Tapi sebelumnya kita ingin makan dulu ke Chingu (Korean food cafe) sebelum berpetualang ke taman-taman. 

Sampai di Jalan Eykman (tempat Chingu Cafe) ternyata kita gak nemu tempatnya. Terus Vivi nyeletuk, “Bukannya Chingu itu di deket Baltos ya, Ca?” Saya bingung. Setahu saya Chingu Cafe di Jalan Eykman. Tapi emang kenyataannya ternyata udah puter-puter Jalan Eykman gak nemu Chingu. Sampai kita harus searching di internet. Di internet masih ditulis kalau Chingu Cafe itu di Jalan Eykman. “Gimana dong, Vi?” Tanya saya pada Vivi. Terus Vivi dengan polosnya bilang, “Chingu tuh di Jalan Sawunggaling, Ca. Deket Baltos. Vivi udah kesana ko pas Desember kemarin.” Saya langsung ngakak. “VIVI KENAPA GAK BILAAAAAAANG.” Dengan polosnya, Vivi jawab, “Ya dikirain Chingu tuh ada di 2 tempat yaudah Vivi diem aja.” Ckck culun banget sih kita berdua tapi yasudahlah dibawa ketawa aja HAHAHA. Akhirnya kita naik angkot lagi menuju Jalan Sawunggaling. Di angkot kita gak berhenti ketawa-tawa. Ternyata awalnya, Chingu Cafe itu memang di Jalan Eykman terus pindah ke Jalan Sawunggaling. Niat awal langsung ke Chingu dipending dulu karena angkot yang naikin lewat Taman Cikapundung duluan. Meski ragu, tapi kita turun juga di Taman Cikapundung. Eh ternyataaaa, keraguan terbukti. Penonton kecewa. Tamannya belum terbuka untuk umum. Kalaupun mau masuk harus bayar 10ribu rupiah per orang. Hmm not that worth sih sebenarnya apalagi sebenernya kita udah bisa lihat dalam tamannya seperti apa dari luar (posisi taman lebih bawah daripada jalan raya) dan kenyataan kita sudah terlalu lapar. Akhirnya memutuskan untuk enggak masuk Taman Cikapundung (cukup lah bisa diliatin taman dari atas beberapa menit yang biasanya cuma bisa lihat sambil lewat pake motor atau angkot doang) dan langsung menuju Chingu. 

Sesampainya di Chingu ternyata waiting list. Luar biasaaaa. Banyak juga yang makan di kafe Korean Food itu. Tapi cuma nunggu sekitar 15 menit sih akhirnya kita bisa dapat tempat duduk. Lucu deh. Tempat duduknya semacam kita sedang di kereta Korea (Korail) terus semua interiornya Korea banget. Rute korail, halte bis, petunjuk jalan-jalan di Korea, poster-poster artis Korea, pohon harapan dan masih banyak lagi. Saya pesan ramyeon (mie khas Korea) dan Vivi pesan sejenis mie putih khas Korea pake tambahan dumpling (lupa namanya). Selain itu Vivi juga ingin pesan kimbap (sushi Korea) dan hotteok (roti Korea) dan saya ingin coba tteokboki (kue beras yang diberi bumbu, mirip cilok kalau di Indonesia). Tapi karena ragu karena ternyata porsi mie yang kita pesan pun cukup besar. Akhirnya kimbab, hotteok, dan tteokboki-nya dibungkus untuk dimakan di taman selanjutnya. “Anggap aja kita mau piknik ya, Ca.” Kata Vivi. Saat makan gak lupa dong makanannya di foto lalu saya kirim ke Lovita (sahabat kita berdua yang lagi di Pare). Lovita malah marah-marah, sebel karena kita pamer disaat dia gak bisa ikut gabung. Misi pamer pun berhasil haha. Komentar tentang makanannya? Gak ada yang mengecewakan, semuanya enak! Mantap. Pas bayar bill ternyata totalnya 130ribuan hahaha ketawa berdua karena kita pesan sebanyak itu. But let me treat Vivi for that day karena dulu saat saya stres skripsi pun Vivi bayarin saya nonton bioskop. Vivi merasa bersalah udah pesan banyak. Padahal saya biasa aja, senang malah akhirnya bisa gantian traktir Vivi. 

the pict that makes Lovita so envy haha second visit to Chingu? For sure! 

Annyeonghaseo!

Selesai dari Chingu kita pun berencana ke Taman Kandaga Puspa. Karena taman itu letaknya di Jalan Citarum diantara Taman Lansia, Pet Park, dan Taman Cibeunying akhirnya sekalian aja kita explore taman-taman yang lainnya juga. Kita pun turun di depan Taman Lansia tapi ternyata tamannya sedang dipugar dan sangat gak nyaman untuk masuk. Kita pun memutuskan untuk ke Taman Kandaga Puspa aja, katanya Taman Kandaga Puspa itu terkenal karena ada bunga Amarilis yang pernah dipost di IG Pak Ridwan Kamil. Tapi ternyata pas masuk ke dalam tamannya jauh dari ekspektasi, bunga Amarilis yang tinggal sedikit, pohon-pohon besar yang kurang terawat, juga rumput-rumput liar yang sangat tidak tertata. Padahal penataan tamannya sudah baik, ada kursi-kursi, ada jembatan, dan banyak bunga anggrek yang tergantung di setiap pohon, semoga kedepannya pengelolaan taman ini semakin baik layaknya taman-taman yang lain. 

Selesai dari Taman Kandaga Puspa, kita terus jalan untuk cari Pet Park. Tapi ternyata enggak nemu dan malah sampai di Taman Cibeunying. Akhirnya karena lumayan capek, dan berhasil tertarik untuk bisa duduk di tempat duduk taman yang lucu, saya dan Vivi pun memutuskan untuk membuka bekal di Taman Cibeunying, di depan sebuah Robot Gundam raksasa. Seru sekali piknik kita kali itu. Vivi pun beli kincir angin yang bikin suasana piknik di taman semakin terasa. Anak-anak kecil yang berlarian, tukang balon, pasangan yang ber-selfie, dan saya dan Vivi yang tenggelam dalam obrolan mengasyikan. Sebelumnya kita pun video call ke Lovita. Niatnya sih pamer lagi karena kita lagi piknik di taman. Tapi sayangnya gak terdengar suara apa-apa, video call pun terpaksa terputus. Akhirnya cuma send pict aja. Kita pun melanjutkan cerita masing-masing, curhat kegalauan perempuan, kegalauan saya kemarin, hingga tujuan hidup kedepannya sambil makan bekal dari Cingu dan selfie sesekali. Saat resolusi 2016 saya ingin move on dari perasaan yang serba gak enak karena suatu hal, Vivi bilang dengan polosnya, “Resolusi Vivi simpel sebenernya, pengen istiqomah solat fardu tepat waktu dan mulai pakai kerudung yang tebel.” Seketika itu saya langsung terhenyak. Pertama kalinya saya dengar resolusi sederhana namun penuh tanggung jawab di dalamnya. Sore yang sejuk itu benar-benar menyegarkan hati dan pikiran saya. Vivi memberikan banyak energi positif.

Vivi, tteokboki, and Gundam Cibeuying lol

Tidak lama dari obrolan itu, tak terasa akhirnya sudah jam 4 sore. Karena belum solat asar akhirnya kita pun beranjak ke Masjid Pusdai untuk solat. Di tengah perjalanan kaki menuju Masjid Pusdai, Vivi bilang “Udah ya, Ca. Gak usah berharap lagi ke manusia. Kalo laki-laki itu belum sampe serius bilang mau main ke rumah ketemu orangtua jangan pernah dianggap serius. Makanya harus dibantu pakai doa. Doanya gini...” Terus langsung saya potong, “Kalau memang jodoh, dekatkanlah. Kalau memang bukan jodoh, jauhkanlah. Gitu?”

Bukan... Ya Allah kalau memang dia jodohku, jadikanlah dia berani bicara, berani mengungkapkan keseriusannya, dan berani untuk datang ke rumah bertemu orangtuaku. Gitu, Ca.” 

Speechless. Vivi yang ku kenal hari itu sungguh sangat berbeda. Vivi ku semakin dewasa. 

Selesai solat, Vivi minta saya untuk mengantarnya ke satu factory outlet di daerah Dago, katanya mau beli baju. Bajunya yang sekarang sudah enggak cocok lagi dipakai. Vivi sudah ingin berpakaian yang lebih dewasa katanya. Lalu saya mengiyakan tapi sebelumnya saya bilang ingin beli es krim McD. Seketika Vivi juga bilang ingin beli juga. Akhirnya kita gak jadi factory outlet dan malah pergi ke BIP hanya untuk beli eskrim McD. Sebelumnya, karena kita turun di Dukomsel dan sisanya jalan kaki menuju BIP, kita mampir dulu ke Super Indo Dago. Gara-gara saya keceplosan bilang ke Vivi belum pernah belanja di Super Indo. Vivi pun ngajak ke Super Indo dulu. Padahal cuma untuk beli air mineral. Hahaha kealayan selanjutnya. Terus sampai di BIP kita langsung ke McD. Penuuuuh banget karena emang malam minggu. Udah ngantrinya lumayan lama, dan kita cuma pesan 2 McFlurry. Kealayan ketiga. Terus ngobrol lagi di McD sambil nunggu adzan magrib. Kali ini Vivi yang lebih banyak cerita, dia cerita kepenatannya mengerjakan tesis, keluarganya, dan rencana masa depannya juga. Dan di akhir ceritanya Vivi bilang, “Ca sadar gak dari tadi Vivi pegang kincir angin ini? Duh malu, Caaa...” Tiba-tiba Vivi baru tersadar eksistensi kincir angin yang dibelinya di Taman Cibeunying. “Hahahaha gak apa apa, Vi. Maklum aja anak AE-Aeronautika (jurusan kuliah Vivi di ITB) namanya juga.” Saya dan Vivi ketawa ngakak. And i know you still have your own childish, Vi

Setelah itu, karena sudah malam. Kita pun pisah untuk pulang ke kosan masing-masing. Vivi ke Dago dan saya ke Setiabudhi. Berbeda arah. “Nanti kita piknik lagi ya, Ca. Enaknya jalan sama sahabat tuh gini deh gak perlu malu mau gimana dan mau ngapain aja.”

Vi, enggak harus diajak lagi pun kedepannya kayanya aku bakal ngajak piknik Vivi lagi. Hehehe terimakasih untuk sehariannya. Terimakasih sudah jadi pendengar yang baik. Terimakasih sudah jadi pengingat. Terimakasih sudah menjadi Vivi yang dewasa hehe

see you in another picnic, Vi!


Comments

Popular posts from this blog

1

Jangan sombong, banyakin bersyukur

sahabat kakak