January 16
Oh yeah i know that date already passed a week.
Beberapa orang mungkin menyukai hari ulang tahun
The day which you feel you’re not alone when many people, old friends, from whenever they are, showed up greet you a happy birthday and pray for you, even from someone who you didn’t even expect. All really made your day, didn't it? And thats happened on January 16 too.
Sebenarnya saya tipe orang yang tidak pernah sama sekali merayakan ulang tahun. Ulang tahun bagi saya hanya untuk mengenang bahwa di tanggal itu Mama dengan susah payah dan perjuangannya sudah melahirkan dan menyelamatkan saya, memberikan saya kesempatan untuk bisa merasakan kehidupan di dunia. Seharusnya hari ulang tahun setiap anak itu justru ditujukan untuk Ibu-nya, rasa terimakasih tak terhingga untuk Ibu yang dibarengi dengan rasa syukur pada Allah untuk semua kesempatan yang sudah diberikan hingga detik ini.
Semuanya sudah salah persepsi ya? Mungkin bagi kami ulang tahun adalah momen terbahagia padahal sebaliknya, disaat itu umur kita untuk bisa melakukan kewajiban ibadah di dunia semakin sedikit, semakin berkurang. Jadi tepat di ulang tahun kemarin, saya sudah (mulai) melupakan haha-hihi momen ulang tahun. I didn’t have so much expectation what will happened in my birthday. Saya tahu bukan lagi waktunya mengharapkan surprise dari orangtua atau pun teman dekat. Mereka mengingat hari penting dalam hidup saya pun sudah cukup senang. But then reality told the other way. Ternyata saya masih berharap. Dan ketika harapan itu tidak terjadi, hati lah yang menjadi taruhannya. Sedih, lalu melupakan kebahagiaan yang sebenarnya lebih besar dan lebih tampak dari rasa kecewa itu. Lagi-lagi saya terjebak dalam dangkalnya pikiran manusiawi. Sudah seharusnya saya tidak perlu lagi mempertaruhkan kebahagiaan saya pada harapan terhadap seseorang terhadap apapun yang belum terjadi.
Beberapa hari setelahnya, seorang teman dekat saya memberi kabar bahwa dia berhasil menyelesaikan studinya dan akan wisuda April 2016. Sungguh senang mendengarkannya, namun ternyata tepat satu hari sebelum dia sidang skripsi itu, ayahnya meninggal dunia, tiba-tiba, karena serangan jantung. Padahal saya tahu Ibu-nya pun sudah tidak ada. Meninggal beberapa tahun yang lalu karena penyakit diabetes. Sehingga tepat di hari ia mendapat gelar sarjana, teman saya itu menjadi yatim piatu. Semua hasil perjuangan kuliahnya tidak bisa dilihat orangtuanya. Bisa dibayangkan betapa sedihnya? Oh man. Malu rasanya. It just slapped back to back. Disaat saya tidak kurang satu apapun, disaat saya masih diberikan kebahagiaan, kesehatan, keluarga dan teman-teman yang masih utuh dan menyayangi saya, saya masih bersedih, meminta sesuatu yang berlebihan. Sedangkan diluar sana, teman saya sendiri sedang merasakan kesedihan yang luar biasa besar.
Seperti yang pernah Regina tulis di tumblrnya, don’t be so miserable yet so happy untuk apapun yang terjadi pada diri kita. Kenyataanya bahwa di bawah kesedihan ada kesedihan lain, di atas kebahagiaan ada kebahagiaan lain. Jadi dewasalah menyikapi sesuatu, jangan berlebihan mengharapkan sesuatu juga jangan bersikap berlebihan terhadap apapun itu. Itulah kunci kebahagiaan hidup yang sebenarnya. Kita tahu bahwa semua hal terjadi di dunia ini selalu bersifat sementara dan semuanya akan selalu datang silih berganti. Cyclical life, cyclical universe, we say.
Hari itu benar-benar menjadi penyadaran yang luar biasa pada saya. Coba lihat, masih ada Allah, masih ada orangtua yang akan selalu mendoakan, masih ada keluarga yang akan selalu mendukung, masih banyak teman-teman dan sahabat lain yang lebih menghargai, dan masih ada dirimu sendiri yang seharusnya kau bahagiakan, kau cintai. You already know that Allah determines who walks into your life. It’s up to you to decide who you let walk away, who you let stay, and let everything be itselfs and makes happiness to your life. Stop being so pathetic, Ca! Your own happiness that matters.
Again,
Thank you for everything happened on January 16, which opened my eyes that i am so blessed. Truly blessed.
Some of my should-i-say-it-as birthday bash.
So whats favor of your Lord would you deny? Alhamdulillah.
Comments
Post a Comment