Posts

Showing posts from 2017

Ups and Downs. That's life.

Jadi beberapa hari yang lalu ada seseorang di twitter bilang begini, “Instagram isinya orang kaya semua ya.” Ya begitu kan. Media sosial memang tujuannya untuk sharing kebahagiaan. Ibaratnya, ngapain juga sharing sedih, duka – at least you’re a public figure yang ditunggu-tunggu update kehidupannya oleh banyak orang apapun jenis beritanya. Jadi alasan itulah yang membuat beberapa temanku agak ogah main instagram lagi. Bikin panas hati katanya. Kok lihat kehidupan orang kaya lancar dan bahagia terus. Aku pun sempat berpikir begitu, malas ya main Instagram yang isinya orang pamer semua. Tapi ya mau gimana lagi, masih aja buka Instagram. Toh Instagram juga masih bermanfaat untuk dagang, lihat-lihat video  lettering   and others painting and watercolor technique related to my current bussiness.  Tapi kita semua tahu bahwa kehidupan ini selalu berputar. Semuanya berdampingan. Yin and Yang, siang malam, gelap terang, baik buruk, sedih bahagia, untung rugi. Begitupun kehidupan mereka pa

Thought I Write

Image
Things & Thought I Drew When I was Bored by Naela Ali Sebulan yang aku kebetulan ke Gramedia dan untuk pertama kalinya beli art book . Kenapa kebetulan karena emang awalnya cuma niat untuk beli buku biologi (wtf ya ke Gramedia cari buku biologi serasa masih anak sekolah). Ternyata pas sampai Gramedia, tertarik untuk membuka art book milik Naela Ali. Ya, semua orang sudah tau dia, an artist, a creativepreneur . Tapi sebenarnya aku termasuk yang telat tahu tentang dia. Kalo enggak salah pertama kali tau Naela Ali karena dishare via DM instagram sama Ditha yang isinya tentang art book Naela Ali yang #storiesofrainydays . Lucu pikirku saat itu. Ada gambar-gambar watercolor yang dicetak dengan tulisan tulisan in english tipikal a sort story yang akan disukai oleh anak muda generasi millenial. Saat itu setelah beberapa menit stalking akun instagramnya Naela Ali, aku hanya kagum. Belum sampai ke tahap penasaran bagaimana isi art book nya, hingga sampai ke keinginan untuk memb

Sedikit Membuat Berharga

Banyak yang bilang serba kekurangan itu enggak enak. Kurang duit, kurang kasih sayang, kurang nilai. Kurang jadi hal yang ditakuti. Tapi sebenarnya enggak pernah loh ada kata kurang dalam kehidupan kita, yaa kecuali misalnya dibilang kurang 0,05 pas ngitung matematika, yang berhubungan dengan hitungan berdasarkan ilmu. Karena sebenarnya, berdasarkan ilmu Allah dan manusia, kurang itu enggak ada. Kurang itu adalah kata sifat yang sebenarnya dibentuk oleh manusia itu sendiri. Padahal ya kita tau sendiri, kurang itu bisa diartikan juga sedikit, seenggaknya we have it gitu. Enggak nol nol banget. Dan harus disyukuri seberapa pun itu. Karena disitulah letak rasa kurang akan menjadi rasa berkecukupan. Karena dibentuk oleh manusia, maka kurang itu enggak selamanya merugikan. Bahkan beberapa hari ini, aku punya pemikiran bahwa menjadi kurang itu enggak semuanya jelek. Kurang bisa jadi hal baik untuk diri kita. Misalnya gini, mulai bulan aku sengaja cuma pasang paket internet untuk handph

Mantan Terindah (?)

Edisi nulis malam minggu nih. Boleh ya agak nulis yang gemas gemas tapi nyesek juga. Jadi beberapa hari yang lalu, aku bertemu dengan mantan yang setelah sekian tahun enggak bertemu. Kita bertemu di acara nikahan teman, tanpa sengaja. Aku yang saat itu datang sendirian ya agak kaget dengan adanya dia karena setauku antara dia dan temenku yang punya hajat enggak ada hubungan apapun. Awalnya seneng dong ya akhirnya liat dia lagi. Seenggaknya bisa nanya kabarnya. Yaa seseneng itu sih ketemu mantan yang literally mantan terindah. Blah. Maksudnya karena emang dulu putusnya juga sangat baik baik. Sedih parah sih tapi kerasa lega banget gitu pas akhirnya lepas dari status saling ketergantungan. Sejak putus dia bisa fokus sama masalahnya dan aku pun fokus juga dengan diriku sendiri. Sejak putus itu, enggak pernah kontak yang berarti. Kontakan cuma saling ngucapin ultah atau idul fitri. Daaan akhirnya bisa ngeliat dia lagi wajar kan bikin bahagia. Tapi bahagianya enggak bertahan lama,

Semanis Generasi 90s

Image
Weekend kemarin ada acara yang super seru, Festival Mesin Waktu di Jakarta. Sayang banget enggak bisa ikutan padahal udah pengen dari sejak announcement ada konser ini. Dari namanya, festival yang khusus dibuat oleh Tim Generasi 90an berkolaborasi dengan Ismaya Live pasti untuk bernostalgia. Udah kebayang kan gimana serunya disana. Katanya disana ada beberapa zona untuk nostalgia masa 90an. Ada zona main yang isinya mainan-mainan ala anak 90an, zona musik yang bisa karaoke lagu-lagu 90an, zona nonton yang bisa dipake untuk nonton acara televisi, film, dan iklan era 90an, zona museum yang isinya banyak barang-barang yang mengingatkan masa 90an, dan yang paling seru ada konser band-band yang eksis di tahun 90an: Naif, Basejam, P-Project, Potret, dan Bening. Yang paling bikin ingin datang ke acara itu udah jelas Basejam!  Karena aku enggak bisa datang ke acara nostalgia itu akhirnya cuma nonton live di official instagram @generasi90an. Pecah banget itu konsernya! Parah terharuuuu ak

Angkot Bandung #part1

Setelah sejak lama enggak menulis tentang opini. Akhirnya bisa menulis lagi di sela sela nunggu jam ngajar. Karena udah terlalu bosan nunggu ngajar sambil ngerjain soal atau bikin rangkuman, kali ini aku berniat untuk nulis aja. Sebenarnya ide tulisan ini sudah lama ada di draft hati dan pikiran #naon tapi belum sempat ditulis terus. Akhirnya hari ini, setelah tadi malam juga baca timeline di twitter tentang #irememberhowitfeel nya orang-orang pengguna angkutan umum, jadilah aku makin gemas untuk ikut menulis tentang how i feel pakai angkutan umum juga di kota besar, Bandung. Ide tulisannya berawal dari kejadian tanggal demo angkot di Bandung tanggal 9 Maret 2017, para supir angkot mogok untuk mendemo adanya angkutan online ( grab, gojek, uber ). Katanya sih gara-gara ada angkutan online , pendapatan mereka menurun. Jadinya di hari itu karena enggak ada angkot, aku gak bisa kemana mana termasuk enggak bisa ngajar. Pesan ojek online pun gak ada yang pick up karena ternyata mere

Angkot Bandung #part2

Even after 6 months, i still remember how i felt so much disappointed about public transportation. And now it's happening again. Too much. So lewat tulisan ini aku ingin mencurahkan segala pemikiran aku dua minggu belakang ini. Kalian semua tahu kalau sekarang (untuk sementara) aku memang tinggal di Bandung. Iya. Siapa sih yang enggak kenal dengan kota besar yang satu ini, yang bahkan jadi salah satu destinasi liburan akhir pekan favorit semua orang. Enggak ada yang enggak suka dengan kota ini. Makanannya, udaranya, suasananya, tempat hitsnya, kampusnya, mahasiswanya, walikotanya, kecuali... macetnya. Sedikit cerita, aku mulai tinggal di Bandung sejak 2010 hingga sekarang. Sudah tujuh tahun. Dulu pas awal awal kuliah masih sanggup main pas weekend . Sekarang? I'm giving up karena Bandung jadi super macet di akhir pekan. Kemajuan teknologi bikin Bandung makin terkenal, apalagi pak walikota yang aktif banget sharing serunya kota Bandung. Sejak itu makin banyak orang yang

Art and Science

Ca, gambarnya bagus. Kreatif banget. Dulu kenapa enggak kuliah di seni rupa? Sering. Sering banget dapat pertanyaan begitu. Bahkan diri sendiri pun sering nanya sendiri. Kenapa dulu enggak kuliah di seni rupa aja. Kalau dulu kuliah di seni rupa, mungkin sekarang bisa lebih jago gambarnya, punya banyak alat lukis, punya banyak ilmu lukis (enggak melulu doodle atau sketch seadanya), atau bahkan bisa dapat penghasilan dari gambar sendiri. Kebahagiaan banget enggak sih? Hobi yang dibayar. Sering. Sering banget kepikiran itu. Yang ujungnya jadi sok tau akan jalan kehidupan coba ya dulu gini pasti lebih bahagia... coba ya dulu gitu pasti lebih bahagia...  dan enggak bersyukur. Kalau boleh cerita, pas zaman SMA emang enggak ada keinginan sama sekali kuliah di seni rupa. Dari kecil aku emang suka menggambar. Sering ikut lomba menggambar meskipun cuma tingkat SD, RT, RW. Bapak juga bilang kalau gambarku bagus-bagus sampe bilang “Nanti kuliahnya bisa di FSRD (Fakultas Seni Rupa dan Desai

Does it matter?

Mungkin kita semua sering mendapatkan pertanyaan yang sebenarnya sangat enggak penting tapi sering ditanyakan oleh orang-orang sekitar. Terutama pertanyaan yang menyangkut kehidupan pribadi, a super sensitive question . Aku tahu pertanyaan itu hanya sekadar basa-basi. Tapi apakah basa basi dilakukan dengan sebegitu dangkalnya? Hingga membuat orang yang ditanya agak risih dan enggan untuk memperpanjang obrolan. Pertanyaan dari mulai,  "Sekarang sibuk apa?" "Kerja dimana?"  "Skripsi/tesis udah sampai mana?" "Kapan nikah?" "Gimana udah ada calon belum?" "Calonnya kerja apa?" "Udah ngisi belum?" Oh God! Does it matter for you? Dari beberapa orang yang pernah menanyakan pertanyaan itu kepadaku, aku sempat bertanya apa tujuannya? Mayoritas jawab karena enggak kepikiran pertanyaan lain and they think it is better than no asking . Hmm… enggak kepikiran pertanyaan lain! Ini konyol sih ya. Jadi selama i

Konser Musik 2016

Image
A thing to remember, this event was what i've been looking for this couple of month -FK UNPAD FAIR 2016. After waiting around 2 months, finally i attended the biggest binually event of Padjadjaran medical student that genuinely become so interesting to come, to watch. I'm beyond happy talking about that night. It has been a long time since i wrote something about music concert,  so here i come with some of words. Hmm but maybe we should called it, a short review? Hehe Jadi setelah dapat broadcast acara FKUNPAD FAIR 2016 di grup alumni SMA dari salah satu alumni yang sekarang kuliah di FK Unpad langsung niat ingin pergi ke acara konser musiknya. Gila meen ada Kahitna, Mocca, Tulus, Naif, The SIGIT dengan harga seratus ribu untuk yang regular (saat tau ada konser itu, tiket VVIP dan VIP udah sold out, what the …). Sebenernya sih karena aku ingin nonton Mocca dan Kahitna nya aja karena Tulus dan Naif udah pernah nonton di konser lain. Akhirnya pesen tiketnya via web dan tern

Proyek Sky-Walk Cihampelas

Sejak tanggal 6 November 2016, di beberapa grup Whatsapp sudah banyak info mengenai penutupan Jalan Cihampelas karena ada proyek pembangunan Sky-Walk (bagi yang penasaran apa itu Sky-walk silakan browsing aja ya). Bagiku si pengguna angkot yang setiap hari harus pulang pergi melewati Jalan Cihampelas maka adanya proyek jalan ini dan itu kadang bikin kesal juga karena pasti rute angkot berubah yang berujung pada kemacetan. Sudah dapat dibayangkan kan bagaimana macetnya Jalan Cihampelas semenjak pembangunan Sky-Walk ini. Sejak itu aku sangat menghindari lewat Jalan Cihampelas. Alhamdulillah untuk berangkat ke tempatku mengajar masih bisa dilalui tanpa lewat jalan ini tapi saat pulangnya enggak ada jalan lain, mau enggak mau harus lewat Jalan Cihampelas dan kemacetannya. Tapi hari Sabtu kemarin, aku dan temanku Vivi berencana untuk nonton Fantastic Beast di BEC Mall. Karena janjian jam 11 siang akhirnya aku pergi dari kosan sekitar jam 10an dan akhirnya mau-gak-mau harus lewat Jala

Hello

So a year ago, i decided to move my writing flatform to wordpress. It was kind of farewell, a sad moment that you've been known it was so hard for me to leave this blogspot. I enjoyed my writing time in wordpress, but it just (unfortunately) not even once a month. Yeah lately, you know, I wrote just when i got bored. Then right now, i kinda miss my blogspot since i found wordpress is no longer mobile-friendly (adv everywhere and it so disturbing). I opened up my blogspot again and wohoooo i just know that blogspot made some of improvement which is the most i've been waiting for: no adv anymore. Oh so happy to know! Right after i knew that good news, i decided to back again to blogspot. Yeah i know maybe it looks so confusing but actually it is not a big problem and i'm happy with it. I just need to move all of my post in wordpress to here (because my post there are not that many hehe) and this blogspot will officially become my writing platform againnnnnnn. In orde