a little bit selfish?
kadang berpikir apa yang selama ini sudah dilakukan itu karena keegoisan diri sendiri atau memang murni kebutuhan. kenyataannya sampai sekarang masih belum bisa menentukan prioritas kegiatan (tentunya kegiatan lain disamping ibadah ya, ibadah selalu jadi nomor 1). saya punya prinsip dari dulu, kalau menurut saya orang lain keren maka saya harus bisa seperti itu bahkan lebih. dari kecil, menurut saya orang yang bisa menggambar dengan baik itu keren. akhirnya sejak kecil, saya sering latihan gambar sendiri, minta dibelikan alat-alat gambar dan bercita-cita jadi seniman atau arsitek. semakin bertambahnya umur, ternyata pemikiran itu tidak berubah. saya masih melihat bahwa orang yang jago seni rupa dan desain itu hebat. akhirnya sejak SMP, dimana teknologi semakin maju dan computering graphic sedang hits, saya pun sangat tertarik dan sedikit demi sedikit memainkan paint dan corel draw di komputer pentium 3 punya bapak. lanjut SMA, akhirnya sedikit bakat saya itu dipakai untuk beberapa proyek sekolah, meskipun cuma sebagai asisten bukan leader project. rasanya bahagia sekali bisa berkecimpung di dunia yang memang kita sukai dan kita anggap keren.
karena tertarik dengan dunia gambar, bagi saya jadi anak mading sekolah itu keren juga. akhirnya karena mading di SMP not that good as my expectation, saat lihat mading SMA yang lumayan keren muncul keinginan: "Harus bisa jadi anak mading!" benar adanya saat itu usaha sungguh-sungguh untuk bisa jadi anak mading dan akhirnya masuk dengan perjalanan pembuatan mading yang sangat dinikmati.
selain jago gambar adalah orang keren, saya pun berpikiran kalau perempuan bisa main gitar adalah orang keren. sejak SMA akhirnya punya keinginan kuat untuk beli gitar sendiri, nabung mati-matian untuk beli gitar dan akhirnya bisa terbeli saat kuliah tingkat 2. itupun karena bantuan uang beasiswa. sejak punya gitar sendiri bukan main senangnya. sejak saat itu saya jadi bisa bermain gitar meskipun belajar otodidak tapi semuanya benar-benar dinikmati, dari pertama belajar kunci, pindah kunci, belajar lagu, sampai ke belajar akustik sambil melihat tutorialnya di youtube.
terus lagi dari SD, bagi saya orang yang bisa cas cis cus ngomong english itu keren. alhamdulillah waktu SMA (tanpa berekspektasi apapun) berkesempatan untuk bisa belajar english selama 3 tahun dengan bonus belajar bahasa arab juga meskipun dulunya sempat setengah koprol untuk bisa belajar 2 bahasa itu. akhirnya sekarang jadi sedikit demi sedikit bisa pede ngomong english, berani ngobrol dengan bule, toefl pun bisa diatas 500. padahal dulunya saya orang paling bego sama english dan selalu nangis kalau dapat PR bahasa inggris.
saat kuliah, bagi saya orang yang bisa enggak cuma kuliah-pulang kosan-kuliah-nongkrong itu keren. akhirnya saya berusaha untuk bisa masuk himpunan, aktif ikut kegiatan ini itu di kepanitiaan jurusan, ikut organisasi ekstra kampus juga. sebisa mungkin saya usaha untuk balance di akademik maupun kegiatan soft skill karena menurut saya orang (perempuan khususnya) yang bisa balance di field itu keren. dan alhamdulillah akhirnya saya bisa melewati itu dengan lumayan baik meskipun dengan sangat tidak mudah.
unfortunately dulu juga saat bilang ke mama ingin masuk jurusan seni atau arsitek tak ada izin dan mama menyarankan untuk masuk kedokteran atau keguruan. saat itu, benar-benar terjadi penolakan hati. bukan itu yang menurut saya keren hahaha, bukan itu yang sesuai dengan keinginan saya. tapi saat itu logika ikut bermain, kapan lagi membanggakan orangtua dengan bisa kuliah di jurusan sesuai harapan mama. akhirnya ditekadkan mulai menyukai apapun yang berhubungan dengan kedokteran. tapi ternyata kenyataannya Allah menakdirkan saya untuk bergelut di dunia keguruan. bagi saya ini enggak keren! makanya saat kuliah enggak ada sama sekali keinginan untuk lulus cumlaude, lulus cepet, intinya untuk berprestasi di bidang akademik karena bagi saya dengan bisa masuk di jurusan keinginan orangtua itu sudah cukup. sejak itulah akhirnya menurut saya akademik bukanlah sesuatu yang ingin saya kejar di dunia perkuliahan. kalaupun pada akhirnya ternyata IPK saya dinyatakan cumlaude itu hanya berkah dari luasnya networking dengan kakak tingkat, dosen, dan teman-teman untuk membantu perkuliahan, bukan sesuatu yang saya banggakan. makanya saat ada teman yang lulus cumlaude, atau ikut olimpiade, atau berprestasi di bidang akademik sama sekali tidak membuat saya bercengang jika di kehidupan sosialnya mereka tidak sehebat di akademik mereka. :)
egois memang. tapi ya itu saya, saya akan berusaha sungguh-sungguh kalau memang hal itu benar-benar saya inginkan, benar-benar keren. saya tidak yakin apakah hal ini memang dialami semua orang di masa pencarian jati dirinya atau tidak. saya juga tidak yakin apakah yang saya lakukan ini benar. ada kalanya saya berpikir bahwa tidak cukup dengan hanya masuk jurusan yang orangtua inginkan lalu melewatinya dengan tidak ada motivasi sama sekali untuk membuatnya lebih baik. tapi ternyata alhamdulillah prestasi akademik ternyata mengikuti seiring banyak link yang saya dapatkan selama kuliah untuk membantu di kemudahan akademik.
meskipun di saat tugas akhir ini saya tidak ada motivasi sama sekali untuk menyelesaikannya dan wisuda Agustus seperti impian kebanyakan teman-teman. saya jalani semuanya dengan sangat santai karena menurut saya hal itu gak keren jadi yaaaa saya pun biasa saja menjalaninya. sungguh ini terjadi seperti adanya. saya pun bingung, meskipun saya sangat tahu hal ini harus selesai karena amanah orangtua dan harus saya lakukan dan selesaikan untuk melangkah ke tahapan kehidupan selanjutnya. tapi kalau saya tidak suka apakah saya harus bersusah payah? saya tahu ini sangat egosi padahal orangtua mana yang tidak bangga kalau anaknya berprestasi di bidang akademik. tapi ya itu, menurut saya hal itu bukan yang ingin saya banggakan terhadap orangtua. salah? mungkin untuk beberapa orang iya. tapi inilah saya, hidup bukan untuk dibuat susah tapi dinikmati. saya sudah berusaha semaksimal mungkin dengan bertahan dan mencari bagian menarik di jurusan ini (akhirnya sudah ditemukan). sampai akhirnya saya tiba dimasa penumpukan rasa jenuh sebagai akibat dari penolakan dimasa lalu dan sangat tidak berhubungan dengan sesuatu yang membuat saya jatuh cinta dengan jurusan saya. mungkin semua ini dimulai karena awalnya bukan saya yang ingin kuliah di jurusan ini tapi orangtua hingga harus berakhir apa adanya. tapi bagaimanapun itu, suka atau tidak suka, keren atau tidak keren, tujuan atau bukan, semuanya harus segera diselesaikan. harus! anggap saja ini expection sebagai siluet dari pahitnya hidup.
selanjutnya, masih banyak persepsi keren menurut saya. perempuan bisa mengendarai mobil sendiri, memiliki suara bagus (ini sepertinya sudah tidak mungkin), perempuan yang sukses di karir dan keluarganya, punya penghasilan lebih dari 10 juta per bulan, pergi keluar negeri, punya sekolah sendiri, menikah di usia 23. semuanya keren! dan saya harus bisa mencapai itu supaya saya keren hahahahaha
Comments
Post a Comment