Cerita kehamilan kedua

Di akhir tahun 2024, aku dan suami akhirnya memutuskan untuk memiliki anak lagi. Dengan segala konsekuensi yang akan kita jalani bersama dan kondisi yang akan sangat berbeda saat ada anak pertama, tiba-tiba keberanian itu datang dengan sendirinya. 

Di bulan Desember 2024 akhirnya pergi ke bidan dekat rumah untuk lepas IUD yang belum genap 5 tahun. Ternyata, di bulan depannya (Januari 2025) mensku telat dan ketika cek testpack hasilnya garis 2. Dar der dor rasanya. Tapi lebih excited karena memang udah direncanakan. Cek ke dokter obgyns ternyata udah 8 minggu dan sudah ada janinnya. Saat itu emesis belum terjadi. 

Minggu depannya mulailah drama TM 1 dimulai. Rasanya lebih berat karena sekarang harus berhadapan juga dengan tanggungjawab mengajar dan Binar tanpa ART. Akhirnya karena udah tidak sanggup, memilih untuk menetap dulu di rumah mama sebulan sekaligus libur Ramadan dan Idul Fitri. Alhamdulillah semua terasa jadi lebih mudah. sampai akhirnya.. di minggu 16 (TM 2) aku mengalami flek kecokelatan. Stres karena di kehamilan sebelumnya aku tidak pernah mengalami flek. Akhirnya ke obgyn hampir tiap minggu dan diberi obat penguat, alhamdulillah janin dalam kondisi baik dan sesuai usianya. Tapi flek tetap bertahan sampai 1 bulan. di usia 20 minggu alhamdulillah flek berhenti. 

Di TM 2, satu per satu hal berat terlewati. Berganti dengan kehamilan yang menyenangkan meskipun mual masih kadang terasa. Di TM 2 dan 3 ternyata ujiannya sistem imun yang menurun: gampang sakit. Batuk 3x, pilek 1x, faringitis, kongjungtivitis, sakit gigi. Belum lagi memar2 karena jatuh dari motor. Dan yang lebih gong adalah harus melewati PPG dan segala ujiannya di usia kehamilan 8 bulan.

Masya Allah. Kehamilan kedua ini benar-benar menguji fisik dan mental. Tapi alhamdulillah.. laa hawla wa laa kuwwata illabillah. Semua bisa dilewati hingga akhirnya di usia kehamilan 38 minggu tanda-tanda kelahiran pun datang. 

Next.

Comments

Popular posts from this blog

It's A Boy!

1

Hi, Binar #2