Tentang Sebuah Postingan

Sejak follow Instagramnya kak @ratu_anandita dan melihat stories-nya, aku seperti mendapatkan tamparan. Betapa selama ini semua postingan dan stories-ku enggak bermanfaat. Tipe-tipe daily life yang sebenarnya sangat enggak penting untuk diketahui orang lain. Akhirnya sejak merasa tertampar itu, kuputuskan untuk sangat berhati-hati dalam membagikan sesuatu di media sosial. Beberapa kali, ku urungkan niat untuk membagi momen tertentu. Sesimpel aku udah enggak pernah lagi sharing makanan karena ku pikir kalau ada yang jadi ngidam gimana? Atau karena ku pikir postingan ini enggak akan ngaruh apa-apa. Makanya sejak itu, aku sangat jarang update mengenai kegiatanku, pergi kemana, dengan siapa, makan apa. Ya ku pikir, who’s care gitu? Untungnya memang dari dulu, aku bukan tipe yang suka membagikan semua momen kehidupanku, bahkan momen bersama keluarga atau pacar sekalipun! Aku pikir, ya momen itu biar aku saja yang tahu. Apalagi tentang keluarga yang menurutku sangat sangat privasi. Jadi sampai akhirnya, isi postinganku hanya sebatas gambar-gambar yang ku buat demi promosi Peach & Palette, buku yang ku baca, keindahan alam,  chill out places, receh jokes, a good quotes, atau tentang Hizam (the one and only I share about my family because he’s just too cute), ini pun sebenarnya sangat jarang. Sangat kubatasi.  

Oke you might say I’m doing an overthink about how people will judge me through my posts. So people obviously will say that I’m trying to build a good image and covering the flaw I have. Bukan, ini bukan masalah image i have to control (yang bikin orang bilang “Ah pencitraan banget tuh postingannya.”) Ini semua tentang kebermanfaatan. Bagaimana kebermanfaatkan kita sebagai manusia. Sesuatu yang enggak penting akan jadi sia-sia dan sia-sia adalah hal dibenci Allah.

Ingat, berapa banyak ada orang yang terbuang waktunya sia-sia untuk melihat postingan kita. Jadi bisa dibilang, share the goods or remind silent. Ya memang sih hukumnya enggak haram untuk aktif di media sosial. Orang lain pun bisa memilih untuk melihatnya atau enggak. Tapi kalau kita bisa memberikan sesuatu yang bernilai dan bermanfaat, ini akan jadi ladang kebaikan juga untuk kita. Jadi kenapa enggak dimanfaatkan? Karena akan ada saatnya semuanya akan bersaksi terhadap apa saja yang sudah kita lakukan. Sudah beberapa kali aku merasakan akan postingan sentilan semacam “self-reminder” dari beberapa postingan teman-temanku. Termasuk stories Kak Dita yang selalu penuh berisikan materi kajian-kajian keislaman yang diikutinya atau cuplikan sirah nabawiyah yang sedang dipelajari. Postingan seperti ini secara langsung bisa ber-impact positif bagi pembaca. Beberapa kali aku jadi malu sekaligus tertantang karena belum segiat Kak Dita untuk belajar Islam lebih banyak, aku jadi tertantang untuk belajar lagi sirah nabawiyah, atau sekadar berusaha memahami dan mengamalkan isi kajian yang dibagikan. Lebih indah seperti ini bukan? 

Kalau aja semua orang selalu membagikan hal-hal yang bermanfaat, penuh cinta, dan kebaikan, apapun media sosialnya pasti akan sangat menyenangkan untuk dilihat. Enggak akan ada lagi sebutan “Social media is overrated” karena kita merasakan kebermanfaatnya. 

Jadi mulai sekarang yuk sama-sama belajar memfilter apa yang kita bagikan di media sosial sama halnya seperti kita menjaga mulut kita dari perkataan yang sia-sia. Kalau belum bisa seperti Kak Dita (aku pun belum bisa) seenggaknya kalau postingan itu enggak penting-penting amat dan malah menciptakan energi negatif mending enggak usah diposting. Ada banyak perasaan yang harus dijaga. Kalau belum bisa berbagi postingan yang bermanfaat seenggaknya jangan juga mencibir postingan orang lain. Kalau postingan itu baik, jangan anggap mereka sedang pamer kebaikan tapi justru sedang berbagi kebaikan. Kalau postingan itu buruk, jangan juga dicaci maki karena mungkin mereka belum paham. Kita enggak bisa merubah orang lain. Maka kita harus merubah dulu diri kita sendiri. Ini memang sulit, aku pun masih harus banyak belajar.

As we know the quote, speak the good or remain silent, in today digital era, this quote is quite relatable: share the good or remain silent.  

Comments

Popular posts from this blog

1

Jangan sombong, banyakin bersyukur

sahabat kakak