Life is full of blessing
In the middle of quarter life crisis, aku tahu segitu gak enaknya untuk dilalui. Bawaannya insecure, merasa enggak puas dengan pencapaian yang udah didapat, yang ujung-ujungnya jadi menurunkan rasa percaya diri. Semuanya pasti merasakan fase kehidupan ini kan? Aku? Masih ngerasain loh karena emang masih di posisi usia kuarter dengan segala mimpi dan ambisi. Meskipun pada akhirnya hingga detik ini, kita sendiri tau bahwa ada mimpi dan ambisi yang belum bisa dicapai. Tapi sadar ataupun tidak, inilah mungkin kesalahan para millenials yang sedang berada di fase krisisnya, yaitu terlalu berfokus pada hal yang tidak miliki dibandingkan dengan hal-hal lain yang sudah berhasil dicapai, yang justru lebih banyak.
Beberapa hari lalu, aku membuka kembali archieves blog ini. I jumped to my old post around 2010 to 2014. Ada beberapa posts yang disitu aku bercerita mengenai mimpi-mimpi yang sangat ingin aku capai. Salah satunya post yang ini. Aku sempatkan juga membaca diary pribadi saat masa-masa kuliah S1 dulu. Disana pun aku menulis resolusi kehidupan yang harus kucapai 5-10 tahun ke depan, which is ya sekarang sekarang ini harusnya satu per satu sudah bisa dicapai kan. Fortunately, Praises to Allah mimpi-mimpi yang kutulis itu memang berhasil aku capai di tahun-tahun sekarang. Sepanjang tahun 2014 hingga 2018 ini secara enggak sadar ternyata i'm living my dream. Aku jadi ingat bahwa aku menulis ingin lulus sarjana lalu sekolah post-graduate di bidang pendidikan, dapat beasiswa, punya gaji dan tabungan sendiri nominal sekian, punya bisnis sendiri, ikut international education conference, bahkan mimpi sesimpel punya watercolor supplies, jalan jalan somewhere pakai pesawat dan pakai tabungan sendiri, berani donor darah, punya make up set, punya SIM A, TOEFL score up to 550, nonton konser Kahitna dan Sheila on 7, dan lain-lain yang enggak bisa aku sebutkan satu persatu. Aku menulisnya di tahun 2013. And now i got them. Tapi sampai sebelum aku baca ulang tulisanku di masa lalu, aku justru enggak menyadari bahwa kehidupan yang sedang kujalani ini adalah mimpi-mimpi yang telah aku usahakan, yang aku minta dan aku doakan. Sedihnya, sebelumnya aku malah enggak bersyukur dengan kehidupanku yang sekarang. Masih aja banyak ngeluh, kok enggak dapat ini, kok enggak dapat yang itu.
Aku belajar banyak dari slice of life ini bahwa untuk menikmati hidup, kita hanya butuh banyak-banyak bersyukur. Dulu sebelum kerja, belum punya gaji sendiri, aku enggak kepikiran beli kerudung harga ratusan ribu, atau beli make up set, atau watercolor supplies karena harganya yang kadang enggak rasional untuk barang-barang kebutuhan tersier. Sekarang Alhamdulillah bisa ngerasain gimana beli kerudung harga ratusan ribu, padahal pas jaman kuliah cuma bisa kebeli yang seratus ribu dapet sepuluh, itupun belinya dicicil per warna per bulan.
Aku enggak bermaksud untuk pamer ini dan itu. Masih banyak juga mimpiku yang belum tercapai bahkan emang enggak akan bisa dicapai. Tapi kalau aku hanya berfokus pada hal yang enggak aku punya sekarang, sampai kapanpun aku enggak akan menghargai diriku sendiri. Coba deh kalau diingat lagi, kehidupan kita saat ini itu jauuuuh lebih baik dari sebelumnya. Sebenarnya enggak ada yang namanya, “Kok hidup gue gini gini aja.” The world keep running guys, so we follow. Kalau kita ngerasanya hidup gini-gini aja, mungkin karena kita yang kurang bersyukur. Coba deh sekali-kali dirunut ke belakang. Berapa banyak keberuntungan dan kenikmatan yang sudah Allah berikan hingga kita mendapatkan apa yang kita mau. Karena kita yang terlalu fokus untuk hal-hal yang belum berhasil dicapai akhirnya hal-hal lain yang harusnya disyukur malah terlupakan lalu diabaikan dan tidak dihargai.
Bersyukur sekali aku punya blog ini, bersyukur juga aku punya hobi nulis, bahkan hingga sekarang, aku masih punya personal notes yang di dalamnya aku sempatkan menulis mimpi-mimpiku. Hingga suatu hari, aku bisa menyadari bahwa telah banyak hal yang aku alami, telah banyak mimpi-mimpi yang berhasil aku capai yang harus ku syukuri.
Yang terpenting lagi dari tulisan ini, yakin dan percayalah bahwa semua harapan dan doa kita akan dikabulkan Allah dengan apapun bentuknya di waktu yang tepat. Untuk semua mimpi dan harapan yang belum terkabul, kita hanya perlu bersabar dan terus berusaha sebaik-baiknya. Karena, seperti kata Kak Marchella di @nkcthi:
Tenang, enggak semua harus ada jawabannya sekarang.
Comments
Post a Comment