Literally a basic manner?
Kita tau kehidupan ini enggak akan bisa dilalui sendirian. Sekaya dan sepintar apapun kamu pasti selalu ada hal-hal yang enggak akan bisa kamu handle sendiri. Terutama di rush hours, kita enggak mungkin bisa ngerjain banyak pekerjaan satu waktu padahal semuanya harus selesai Kalau sudah begini? Pasti meminta bantuan orang lain. Well, aku mau cerita dikit, jujur, aku orangnya sangat enggak enakan. Bahkan untuk minta bantuan orang lain aja sangat enggak enakan. Kalo emang sekiranya masih bisa dikerjakan sendiri yaaa kerjakan sendiri dulu. Karena dengan begitu aku merasa bebas, enggak ada hutang budi kepada seseorang.
Mungkin ini semua karena didikan yang orangtuaku berikan. Orangtuaku yang memang selalu hidup mandiri, jauh dari keluarga besar selepas mereka menikah otomatis bikin mereka lebih independent dibanding saudara-saudaranya yang lain. Inilah juga yang akhirnya terjadi padaku. Hingga akhirnya menjadikanku orang yang sangat sungkan untuk meminta tolong. Kalaupun memang terpaksa maka aku akan selalu ingat kebaikan orang yang sudah menolongku itu lalu aku akan berusaha untuk mengembalikan kebaikannya selagi kubisa.
Mungkin semuanya bisa bilang, “Yahh santai aja sih, Ca.” No, buatku hal seperti meminta bantuan orang lain bukan hal yang bisa dibawa santai. Setidaknya dengan menolong kita, dia sudah kehilangan waktunya untuk hal lain. Dia sudah mengorbankan sesuatu yang kita sendiri tidak tau sebesar apa. Masih bisa kita bilang hal itu adalah hal biasa yang bisa dibawa santai, disaat kita sudah merepotkan?
Tapi nyatanya enggak semua orang berpikiran seperti itu ya. Selalu aja ada orang-orang yang bahkan saat meminta bantuan pun enggak beretika. Itu kadang yang buatku berpikir, apa mereka selalu ada waktu dan selalu bisa menolong orang hingga mereka pun enggak sungkan dan menggampangkan meminta tolong? Ada juga beberapa yang cuma bilang “terimakasih” dengan dinginnya dan setelah itu seems nothing happen between you and me gitu, bahkan untuk urusan meminta tolong yang pakai uang sekalipun. Aku mikir lagi, apa dia juga selalu tanpa pamrih saat menolong orang lain dan enggak mementingkan ucapan terimakasih? Hingga akhirnya dia pun menyepelekan ucapan itu ke orang lain yang dimintai bantuannya.
I felt so sorry kalo emang ternyata because you feel that other’s help is nothing. Sayang banget kalo ada yang mikir begini. Kalopun emang kamu merasa, "It is not a big deal kali! Santai aja lah kalo emang orang enggak bilang makasih juga, apalagi mereka juga temen kita", tapi kan yaa when you asked for some help, then at least you should say thank you politely. Tulus. Bahkan ke teman sekalipun. Karena sesungguhnya, mungkin dibalik kita yang meminta tolong, dan dia mengiyakan, kita enggak tau gimana perjuangan dia untuk bisa menolong kita. So, say thank you and give the best feed back anytime you can. Ini menurutku basic attitude yang harus dimiliki semua orang. Belajar menghargai segala apapun yang sudah orang lain berikan pada kita. Sekecil apapun itu. If you can’t give them a money or something fancy as a grant, at least give them a good words. Berbuat baik itu nggak perlu mementingkan yang kita rasa gimana, tapi pikir juga apa yang akan mereka rasa.
Jadi, sebenarnya apakah cukup dengan berterimakasih? Cukup. Karena sebenarnya sekecil apapun itu kalau memang niatnya baik, setiap pertolongan pasti akan diganti Allah SWT. He doesn’t sleep for sure. Tapi coba pikir, semiskin itukah kamu sampai cuma bisa bilang terimakasih? Minta tolong orang lain, you take their time, or maybe they money, but you only said “thank you.”? Oh man, shame on you!
Ayo kita perbaiki kebiasaan ini. Ini basic banget lho sebenarnya. Simpel kan ya tapi kalau enggak dilatih ya bakal keterusan minta tolong seenaknya tanpa sadar kalo itu jadi kebiasaan buruk dan menyedihkan. Remember this,
Do good. And good will come to you.
P.s: jadi sebenarnya kenapa sih nulis tentang ini? Yaa sebagai reminder juga supaya enggak jadi orang nyebelin. Minta tolong seenaknya dan habis itu bilang terimakasih dengan seenaknya juga. Sadly, I felt this often lately. Awalnya aku juga biasa aja. Banyak teman yang minta tolong legalisasi ijazah, minta cepet lah, minta kirim lagi by one night service lah, but after that, they only say, “Thank you, Ca.” Mereka enggak tau apa, legalisasi ijazah itu pake uang, kirimnya juga pake uang, harus bolak balik kampus untuk nyimpen dan ambil hasilnya. Kalo boleh jujur it really takes time. Tapi ya begitu. Enggak semua orang punya pikiran yang sama. Mungkin bagi mereka minta tolong semacam ini enggak seberapa. Iya memang biaya untuk legalisasi dan ongkir itu enggak seberapa, tapi seenggaknya show your good attitude, ask politely, and say thank you nicely. Kantor aja pada di Jakarta tapi sekadar bayar legalisasi dan ongkir pada sungkan. Maunya gratisan mulu nih emang mental orang-orang Indonesia. Okey then just forget it. Then it would be their false. Seenggaknya, we learn from it. Jangan pernah remehkan sekecil apapun pertolongan orang lain. Hargai.
Comments
Post a Comment