Ups and Downs. That's life.

Jadi beberapa hari yang lalu ada seseorang di twitter bilang begini, “Instagram isinya orang kaya semua ya.” Ya begitu kan. Media sosial memang tujuannya untuk sharing kebahagiaan. Ibaratnya, ngapain juga sharing sedih, duka –at least you’re a public figure yang ditunggu-tunggu update kehidupannya oleh banyak orang apapun jenis beritanya. Jadi alasan itulah yang membuat beberapa temanku agak ogah main instagram lagi. Bikin panas hati katanya. Kok lihat kehidupan orang kaya lancar dan bahagia terus. Aku pun sempat berpikir begitu, malas ya main Instagram yang isinya orang pamer semua. Tapi ya mau gimana lagi, masih aja buka Instagram. Toh Instagram juga masih bermanfaat untuk dagang, lihat-lihat video lettering and others painting and watercolor technique related to my current bussiness. 

Tapi kita semua tahu bahwa kehidupan ini selalu berputar. Semuanya berdampingan. Yin and Yang, siang malam, gelap terang, baik buruk, sedih bahagia, untung rugi. Begitupun kehidupan mereka para pelakon kebahagiaan di Instagram. Aku yakin mereka enggak melulu bahagia. Kesuksesan selebgram tentu hasil usaha. Kesuksesan online shop tentu juga hasil kerja keras. Mungkin sebelumnya mereka pun sempat gagal, sakit hati, penipuan, banyaknya haters, patah hati. Intinya sama aja dengan kita kan? Kita sama sama manusia. Hanya saja hal dibalik foto kebahagiaan itu tidak kita tahu sepenuhnya. Oh bahkan sedikit pun kita tidak tahu. Jadi sebenarnya enggak perlu ada iri, dengki. Biarkan mereka merasa bahagia dengan caranya. Kita pun harus bahagia dengan cara kita.

Ya mungkin sulit ya untuk stick to “I’m busy enjoying my life, darlingphrase, gayanya @aMrazing tanpa membandingkan dengan kehidupan orang lain yang jelas-jelas (mungkin) lebih dari kehidupan sekarang kita sekarang, which is potentially bisa bikin kita enggak bersyukur dan beriri hati. Tapi seenggaknya kita harus yakin bahwa enggak perlu iri, gak perlu membanding-bandingkan. Setiap orang itu kehidupannya beda-beda, ujiannya beda-beda, bahagianya beda-beda.

Jadi ingat hasil riset kecil-kecilan dari kehidupan teman-teman sekitarku yang mungkin dipandang bahagia oleh orang-orang yang sekilas mengenal mereka.

Ada yang sekarang keliatan bahagia banget di kehidupannya, kuliahnya, pacarnya (yang katanya bakal jadi calon ibu anak-anaknya, cantik, lulusan S1 dan S2 universitas terbaik di Indonesia), kerjaannya pun udah settle banget. Tapi kalian gak tau kalau dia sempat jatuh sejatuh-jatuhnya karena diputusin mantannya back then. Kuliah S2-nya di Unpad sampai terhenti. Kehidupannya sempat kacau saat itu. 

Ada temanku cantiiik sekali dan sudah menikah dengan pria yang memang sangat dia kagumi. Heaven on earth kata banyak orang. She got what she really want. Kebahagiaan apa lagi yang dicari oleh wanita di dunia? Setelah menikah, mereka berdua ke Inggris karena temanku mendapat beasiswa untuk kuliah S2 disana, lalu temanku hamil but then life doesn't run as she want. It was broke my heart too setelah tau bahwa bayinya meninggal di Inggris. When she has to deal with the hardest part of her life, but her family wasn't there. Can you imagine?

Ada juga temanku yang juga S2 di luar negeri. Gak keren gimana? Tapi sebelumnya dia pernah cerita sampai nangis-nangis di kosanku, gimana rasanya dia tertindas dan sakit hati selama setahun oleh pertanyaan kepo sekitarnya “Kerja dimana?” karena faktanya dia masih nganggur meski sudah satu tahun lulus S1 demi mengejar LPDP yang juga belum pasti. Kita enggak tau gimana dia sebegitu hopeless-nya juga berulang kali tes IELTS (yang enggak murah) untuk hanya dapat skor minimal dari persyaratan. 

Temanku yang lain juga akhirnya lolos LPDP, setahun di Indo setahun di luar negeri. Pasti bangga dan bahagia. Tapi kalian enggak tau kalau sebelumnya dia sempat ditolak LPDP, dia rela berjuang di Pare, jauh dari orangtua, meyakinkan orangtuanya untuk membiayai segala persiapannya untuk LPDP, 2 round. Setelah pengumuman kedua dan dinyatakan lolos, ayahnya sakit. Plot twisted.

Kita mungkin sering bilang, "Enak ya jadi dia, hidupnya udah enak, bahagia terus keliatannya." Ya  itu karena kita enggak tahu ada bagian kesusahan yang harus dia hadapi sebelumnya, ada usaha yang sudah dia lakukan lebih dari apa yang kita lakukan. Dan itu pasti enggak gampang. Percayalah, there’s no easy way out. Enggak ada kehidupan yang mulus. Enggak ada kehidupan yang bahagia terus. Semuanya gak akan remain the same. Enggak ada yang happy terus, atau sedih terus. Yang harus kita lakukan ya maintaining our own happiness, banyakin bersyukur karena semuanya juga akan melalui ujiannya masing-masing, akan bahagia masing-masing. Tinggal berdoa dan berusaha untuk melalui ujian itu, lalu getting up your life.
Yoona SNSD sebelumnya ditolak 200 casting, buku Harry Potter butuh 10 tahun untuk go publish, album pertamanya IU gagal total. Masih banyak. Masih banyak cerita lain dibalik kebahagiaan atau kesuksesan seseorang.
Everything happen through ups and downs. And that’s life.  

Ps. untuk teman-teman yang tidak kucantumkan namanya (yang mungkin someday membaca ini dan merasa ini adalah cerita kalian), terimakasih banyak untuk semua cerita inspirasinya. Aku izin berbagi cerita kehidupan kalian ya.

Comments

Popular posts from this blog

a month remaining to 21

1

Dear Friend...