Art and Science

Ca, gambarnya bagus. Kreatif banget. Dulu kenapa enggak kuliah di seni rupa?
Sering. Sering banget dapat pertanyaan begitu. Bahkan diri sendiri pun sering nanya sendiri. Kenapa dulu enggak kuliah di seni rupa aja. Kalau dulu kuliah di seni rupa, mungkin sekarang bisa lebih jago gambarnya, punya banyak alat lukis, punya banyak ilmu lukis (enggak melulu doodle atau sketch seadanya), atau bahkan bisa dapat penghasilan dari gambar sendiri. Kebahagiaan banget enggak sih? Hobi yang dibayar. Sering. Sering banget kepikiran itu. Yang ujungnya jadi sok tau akan jalan kehidupan coba ya dulu gini pasti lebih bahagia... coba ya dulu gitu pasti lebih bahagia... dan enggak bersyukur.

Kalau boleh cerita, pas zaman SMA emang enggak ada keinginan sama sekali kuliah di seni rupa. Dari kecil aku emang suka menggambar. Sering ikut lomba menggambar meskipun cuma tingkat SD, RT, RW. Bapak juga bilang kalau gambarku bagus-bagus sampe bilang “Nanti kuliahnya bisa di FSRD (Fakultas Seni Rupa dan Desain di ITB)” Tapi enggak kepikiran sama sekali untuk kuliah di seni rupa dan jadi creative designer atau illustrator gitu. Yaa namanya anak kecil, dulu mah boro-boro kepikiran kuliah sespesifik itu. PR bahasa inggris gak bisa aja masih nangis. Dulu sih mikirnya yang penting menggambar itu seru. Lebih seru dibanding tugas mata pelajaran lain.

Pas SMA pun enggak ada keinginan sama sekali untuk kuliah di FSRD atau jurusan seni rupa. Padahal pas SMA makin suka gambar, gabung di tim kreatif mading, gabung jadi anak dekorasi setiap kepanitiaan. Dulu itu malah inginnya masuk arsitektur. Kenapa? Karena dulu ingin dapet suami arsitek haha (sungguh alasan yang enggak berfaedah) yang akhirnya bikin orangtua terutama mama enggak ngizinin untuk kuliah di arsitektur dengan banyak pertimbangan lainnya juga (aku pernah bercerita masalah ini sebuah post tahun 2009). Saat itu juga aku langsung nyerah aja karena mikir motivasinya juga enggak masuk akal. Kalau pun emang suka menggambar kan bisa dijadiin hobi aja, enggak perlu jadi profesi. Alasan lainnya kenapa enggak kuliah di seni rupa karena kalau aku ambil jurusan seni rupa, nanti aku hanya punya kemampuan yang sama, gambar aja. Kalau nanti tiba-tiba jenuh gimana?

Jadi akhirnya decided untuk enggak mendalami gambar dan lebih milih profesi lain. Alhamdulillah, minat gambarku sangat terasah di jurusan biologi. Saat kuliah S1 dulu beberapa mata kuliah sangat menuntut kemampuan menggambar, botani dan struktur hewan. Disaat teman-teman banyak mengeluh, aku enjoy sekali. Disaat teman-teman lain hanya beli pensil warna ukuran kecil 12 warna, aku sengaja beli pensil warna 24 warna. Lalu sekarang saat mengajar, pelajaran biologi pun sangat menuntut banyaknya gambar di papan tulis. Aku justru senaaaaaang! Sampai siswa banyak yang bilang "Bu gambarnya bagus." Intinya, sekarang disamping aku bisa mengembangkan skil menggambarku, aku pun bisa punya kemampuan lain di bidang pendidikan dan biologi. Kalau sedang jenuh mengajar dan belajar biologi, aku pasti menghabiskan malam harinya dengan menggambar. Besoknya, mood kembali dan mengajar seperti biasa lagi. Menyenangkan kan ya?

Meskipun dulu pas kuliah biologi, kalau capek praktikum, tugas laporan dimana-mana, ujian yang susah, suka mikir pasti enak banget kalau ambil kuliah seni. Tugasnya cuma gambar-gambar yang memang ku minati (meskipun kata temanku yang ambil seni rupa, teori seni rupa enggak segampang praktiknya atau sebaliknya). Sekarang udah masuk dunia kerja, kadang ada juga sedikit rasa menyesal kenapa dulu enggak kuliah seni rupa aja, atau ngambil pendidikan seni rupa gitu misalnya. Pasti sekarang enak, enggak perlu baca buku text biologi yang tebel-tebel itu, gambarku bisa dibayar dengan bayaran yang lebih "profesional", dan ngajar pun enggak usah ribet-ribet karena bukan mata pelajaran ujian nasional. Apalagi kalau ngerasa capek ngajar biologi dan belajar biologi molekuler yang enggak ngerti-ngerti. Udah nyesel aja kenapa enggak kepikiran kuliah di seni rupa.

Tapi yaa mungkin jalannya sudah begini. Bakat menggambarku masih bisa berkembang kok, hasil gambarku pun sebenarnya sudah dibayar, meskipun pada awalnya "just for fun", eh taunya seru juga dapat tambahan untuk tabungan. Mari kita ambil positifnya, dengan hobi dan profesi yang berbeda, akhirnya aku bisa merasakan bahwa hiburan dan waktu luang itu sebenarnya adalah ketika kita pindah dari kegiatan 1 kegiatan lainnya. Mantap sekali kau, Nak! 

Comments

Popular posts from this blog

1

Jangan sombong, banyakin bersyukur

sahabat kakak