Your job shapes you

Bandung, 02 Oktober 2016
12.53
Hujan cukup deras.

Tidak terasa genap di bulan Oktober ini, satu sudah satu tahun menjalani pekerjaan sebagai guru. Dengan segala perjuangan di dalamnya yang memaksa saya menjalani pekerjaan yang ternyata sangat tidak mudah. Beberapa kali saya menangis (serius) karena suatu kejadian di kelas yang benar-benar membuat saya sempat berpikir bahwa saya tidak berbakat untuk memiliki karir seperti sekarang. Kejadian tersebut membuat percaya diri saya langsung drop. Namun akhirnya, berkat 2 orang teman terdekat saya yang selalu mendorong dan mewajarkan atas kesalahan yang saya buat, saya pun mencoba tenang. Memaafkan diri sendiri. 

Salah itu biasa, Ca. Guru yang sekarang udah senior juga pasti pernah salah. 

Iya. Kalau enggak pernah salah, kita enggak akan pernah belajar kan? SNSD aja pernah jatuh pas lagi nyanyi di atas panggung 

Ya seperti itu, sejak kejadian itu saya selalu berhati-hati dalam apapun yang saya ucapkan di kelas. Salah sedikit bisa jadi miskonsepsi dan mispersepsi untuk siswa yang akan lebih sulit diperbaiki. Apalagi mata pelajaran yang saya ajarkan adalah mata pelajaran dengan teori yang sangat luas dan sangat berkaitan antara satu materi dengan materi lainnya. Sejak saat itu, saya berusaha untuk mempersiapkan segala materi sebaik mungkin sebelum saya mengajar, saya membaca buku lebih dari 1 sumber lalu saya buat rangkumannya. Ada pepatah yang bilang, the more you sweat in training, the less you bleed in battle. Setidaknya saya ingin mengurangi kemungkinan berdarah (lagi).

Pekerjaan ini memang tidak mudah. Apalagi yang saya lakukan ini sebenarnya adalah sebuah jasa untuk mengubah dan menjadikan seseorang menjadi lebih baik lagi, baik dari segi pengetahuannya maupun dari segi karakternya. Meskipun saya akui sampai saat ini saya belum bisa menjadi guru yang mampu mengubah karakter seorang siswa (Saya rasa, saya masih jauh untuk sampai pada target tersebut). Let's say, pekerjaan ini adalah sebuah jasa. Jasa yang memfasilitasi siswa untuk belajar, salah satunya belajar mengenai kehidupan. Dari dulu saya tahu bahwa pekerjaan pelayanan jasa adalah pekerjaan yang luar biasa. Begitu pun yang saya rasakan sekarang. Jasa yang saya tawarkan ini sangat mempengaruhi kehidupan banyak orang, terutama kehidupan masa depannya.

Meskipun tidak mudah untuk menjalani pekerjaan mulia ini, namun saya memilih untuk tidak lagi melihat segala tuntutan dan kesulitannya. Saya mencoba untuk melihat pekerjaan saat ini adalah pekerjaan yang memiliki kekuatan untuk mengubah saya menjadi seseorang yang lebih baik lagi. Dengan pekerjaan yang dapat dibilang selalu dinamis dan sensitif ini, saya banyak belajar. Terutama belajar bagaimana bersikap. Bersikap sepositif mungkin di depan puluhan siswa di kelas bagaimanapun kondisi saya diluar kelas. Siswa tidak perlu tahu kalau saya sedang banyak tugas kuliah, siswa tidak perlu tahu kalau saya sedang stres karena masalah tertentu, yang harus siswa tahu adalah kesan pembelajaran yang saya berikan hari itu. Itu yang akan siswa ingat seumur hidupnya. Saya belajar bagaimana untuk menjadi orang seceria mungkin di depan siswa, mencoba untuk masuk ke kehidupan mereka yang 'sudah bukan zaman saya lagi', mencoba untuk memahami mereka, dan mencoba untuk menjadi teman dan orangtua mereka. Menjadi teman sekaligus orangtua berhasil membuat saya memberanikan diri untuk menjadi orang ekstrovert, seceria mungkin, tersenyum sebanyak mungkin, yang sangat berlainan dengan saya versi sebelum mengajar. Yang menjadikan kesulitan tersendiri di awal-awal mengajar bagi saya. 

Saya bersyukur dengan pekerjaan ini. Pekerjaan yang membentuk saya versi yang memang saya inginkan, yang seharusnya. Pekerjaan yang membuat hari-hari saya penuh dengan semua hal positif, siswa dengan segala impiannya, siswa dengan semangat belajarnya, siswa dengan candaan garingnya, siswa dengan hati penuh cinta, dan siswa yang selalu optimis. Literally, membuat saya bahagia.

"The happiest persons, don't have the best of everything. They just make the best of everything"

Comments

Popular posts from this blog

1

Jangan sombong, banyakin bersyukur

sahabat kakak