Ramadhan 1437 H

Huah akhirnya bisa menulis lagi. Kemarin-kemarin berasa enggak punya sense untuk menulis, bawaannya malas karena terlalu lama skipnya kali ya. Padahal banyak sekali yang ingin diceritakan, padahal lagi jobless karena libur kuliah plus ngajar 1 bulan full. Dan akhirnya hari ini berhasil keluar dari kemageran untuk kembali menulis di blog.

Terhitung dari hari Jumat kemarin saya pun pulang ke rumah karena kuliah sudah libur dan masuk sekolah untuk ngajar mulai 18 Juli. Itu artinya lumayan lama nih irisan waktu libur kuliah sama ngajarnya, kurang lebih 1 bulan lah ya. Alhamdulillah akhirnya bisa pulang ke rumah. Enggak seperti libur semester kemarin yang cuma bisa pulang ke rumah 4 hari karena waktu libur kuliah dan ngajar enggak beririsan.

Sebenarnya libur satu bulan itu berlebihan sih. Ujung-ujungnya nanti malah bikin mager balik ke Bandung, mager untuk ngajar lagi. Tapi yaudah dinikmati aja sebagai reward dari hecticnya hari-hari 3 bulan ke belakang.  Dan jadinya sekarang akan full 1 bulan di rumah. Awalnya berpikir males juga ya lama-lama di rumah, ngerasa enggak produktif, bakal bosan karena internet enggak unlimited (gak macam di kosan). Tapi kemudian berpikir lagi apa yang harus dibuat malas? Cuma pulang ke rumah, ngajar dan internet unlimited enggak bisa diganti sama kebersamaan 1 bulan bersama orang tua kan?

Iya dulu sih pas lulus S1 berpikir gak mau jauh-jauh dari orangtua, kasian aja gitu mereka kesepian di rumah di usia yang sedang butuh-butuhnya teman berbincang untuk menghilangkan kejenuhan di rumah. Tapi saat udah punya kesibukan sendiri di Bandung, ngerasa bisa ngelakuin apapun ko jadi lupa sama kondisi orangtua. Disadarkan banget untuk hal ini. Padahal jauh sebelum bisa pulang ke rumah, ketika masih harus UAS, rekap nilai siswa, pelatihan juga, mama udah sering chat nanya kapan pulang. Mama bilang Ramadhan tahun ini pertama kalinya di rumah cuma ada mama dan bapak. Saat itu sadar kalau mama rindu keadaan dulu saat Ramadhan masih ada anak-anak lengkap. Enggak seperti sekarang, aa di Bogor, saya dan adik di Bandung. Akhirnya segera setelah semua urusan di Bandung selesai langsung pesan tiket kereta untuk pulang. Jangan ditunda-tunda. Meskipun malas tapi ternyata orangtua begitu menantikan kehadiran kita.

Saya bisa merasakan kenapa banyak orang-orang yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya lalu lupa untuk menanyakan kabar dan menjenguk orangtuanya di rumah. Jawabannya ya seperti saya itu, merasa bisa hidup meski tanpa orangtua, terlebih ada yang lebih menjadi prioritas yaitu tugas bekerja. Tapi sadarkah bahwa orangtua ternyata begitu selalu merindukan kehadiran kita di rumah.

Terlepas dari produktif atau tidaknya kita di rumah percayalah hal itu enggak bisa digantikan oleh apapun itu. Kehadiran kita di rumah enggak bisa digantikan dengan berjuta-juta uang yang berhasil kita dapatkan dari bekerja. Jadi luangkan waktu untuk keluarga, rayakan dengan kebahagiaan saat punya waktu lebih untuk bersama dengan orangtua. Orangtua kita semakin hari akan semakin tua, kemampuan mengingat, tenaganya lambat laun akan menurun, jika sudah demikian suatu saat mereka butuh kita untuk selalu di sekeliling mereka, untuk membantu dan menemani mereka seperti adanya mereka saat kita selalu membutuhkan dan ditemani mereka di waktu kecil.


Selagi masih ada orangtua di rumah, saya harusnya bersyukur masih bisa menghabiskan waktu dengan mereka. Saya masak untuk menu berbuka puasa, belajar masakan mama yang sudah banyak lupa karena di kosan jangan dipakai, jadi asisten bapak membuat laporan keuangan sekolah dan nilai mahasiswa-mahasiswanya, menonton televisi bersama, dan mengobrol hingga malam hari dengan mama jadi kegiatan yang sebenarnya sederhana tapi mungkin sangat berarti untuk saya dan orangtua. Kegiatan ini enggak akan bisa saya lakukan kalau saya di Bandung, juga enggak akan fleksibel saya lakukan jika sudah punya suami. Jadi untuk tahun ini saya sudah kufur nikmat, lupa bersyukur kalau keberadaan orangtua adalah nikmat. Lupa kalau orangtua harus dipenuhi hak-haknya oleh saya, orangtua masih butuh saya, dan saya pun masih butuh mereka. Selagi orangtua masih ada lakukan semaksimal mungkin yang dapat saya lakukan dan berikan untuk mereka. 

Selamat menebar kebaikan di Ramadhan 1437 H!

Comments

Popular posts from this blog

1

Jangan sombong, banyakin bersyukur

sahabat kakak