"Gara-gara ambil PPL di 3 sih jadinya skripsi terbengkalai kan!"
Mama, 17 Juni 2014
gak mah, aku sama sekali gak menyalahkan tempat PPL-ku sebagai penghambat skripsi. semua memang pilihanku. meskipun memang saat PPL di 3 itu adalah salah satu masa-masa berat dalam menyelesaikan S1. aku bersyukur, aku bisa diterima PPL di 3. salah satu prestasi menurutku. aku gak menyesal sama sekali ambil kesempatan PPL di 3 mah!
sekolah menengah atas terbaik se-Jabar itu memberikan saya banyak kesempatan untuk mencicipi menjadi guru dan belajar bersama dengan siswa-siswa hebatnya. mengajarkan saya banyak sekali pengalaman berkesan untuk bisa bersikap sebagai guru di depan siswa yang jauh lebih hebat dari hal finansial dan kepintaran bila dibandingkan saat saya seumuran mereka. serta membuka mata saya bahwa di dunia ini kita jangan hanya percaya terhadap sesuatu dengan hanya mendengar dari orang lain, pelajari oleh kita sendiri baru berkomentar.
dan percaya atau tidak ternyata PPL di 3 ini adalah salah satu mimpi yang saya tulis saat saya masih duduk di semester 1. saya menuliskannya di buku agenda saya saat masih aktif berkuliah. tapi karena lembaran kosong buku agenda tersebut habis akhirnya buku agenda itu saya simpan dan tidak pernah dibuka lagi. lalu beberapa minggu yang lalu saat saya merapihkan kamar dan menemukan buku itu saya membaca beberapa list mimpi yang harus saya capai sebelum S1 saya selesai. salah satunya adalah PPL di SMAN 3 Bandung. dengan spesifiknya saya menulis begitu. alhamdulillah tercapai.
meskipun pernah terlintas ngapain sih PPL di tempat bagus hah? ingin keliatan orang kalau lo orang pinter sampai bisa diterima PPL disana? ingin gaya PPL di 3? padahal coba aja kalau PPL-nya gak di 3, skripsi mungkin bisa selesai. ya itukan pilihan? mungkin kalau PPL di tempat yang selow skripsi saya selesai tapi mungkin saya tidak mendapatkan pengalaman PPL di sekolah nomor 1 secara gratis, bahkan saya dibayar untuk beberapa kesempatan. haruskah saya kecewa dengan keputusan yang saya ambil? haruskah saya menyalahkan semua yang sudah terjadi? haruskah saya kecewa bahwa dibalik gagalnya skripsi saya di semester 8 ini ternyata ini merupakan konsekuensi untuk mencapai salah satu mimpi S1 saya. ini sudah pilihan saya. setiap pilihan apapun yang diambil tentu selalu ada baik buruknya kan?
Comments
Post a Comment