they leave, just me alone

well curhat lagi untuk kali ini, mau gak mau saya harus menggarap proposal lagi. proposal yang seharusnya gak jadi tanggung jawab saya (sendiri). di kepanitiaan yang awalnya diniatkan untuk membantu teman seangkatan, membantu perkuliahan -dan skip saja untuk nama kepanitiaanya. niat awal saya baik masuk biro (kesekretarian) itu karena saya pikir gak banyak teman-teman yang bisa dan ngeh untuk job desk kedepannya. tapi sekarang, entah karena apa, semua sekretaris umum bubar tanpa alasan, semuanya beralih ke biro lain. ketua pun gak berbuat banyak, dengan mudahnya dia membiarkan semua sekretarisnya itu keluar. gara-gara itu, si ketua menghubungi saya dan bilang dia juga kecewa kenapa sekretarisnya lari dari kenyataan. dengan frontal dia minta bantuan pada saya untuk membantu buat proposal, karena dia bilang cuma minta bantuan sehingga saya pun mengiyakan.

beberapa lama dari situ, si ketua mengsms saya lagi dan dia bilang saya harus jadi sekum menggantikan 3 sekumnya yang kabur. saya gak balas sms itu, bukannya saya sok eksklusif atau apa tapi saya cuma mau profesionalisme kerja aja. dengan gampangnya dia membiarkan 3 sekum sebelumnya keluar dan dengan gampangnya juga gitu dia minta saya jadi sekum? terus di kesekretariatan gimana? katanya saya yang harus jadi ketua? penggantungan ini pun bikin saya jengkel. seenaknya nyuruh-nyuruh saya jadi ini jadi itu sementara orang lain dengan gampang melepaskan amanahnya.

sejak saya belum memberikan keputusan mana yang akan saya pilih akhirnya saya diam saja, proposal yang (katanya) harus saya kerjakan karena (katanya) saya sekum, saya biarkan, gak saya sentuh-sentuh, gak ada inisiatif untuk ngasih memenuhi kontennya, siapapun yang nanya proposal udah jadi apa belum, saya cuma jawab belum selesai lalu langsung melengos menghindar. gak enak sebenarnya kaya gitu tapi saya nunggu kejelasan dari ketuanya dulu karena saya ingin tau berapa besar profesionalisme dia untuk meminta saya jadi sekum. well a little bit selfish emang, tapi bodo amat toh segitu menurut saya belum apa-apa dibanding keluarnya 3 sekretaris sebelumnya itu.

gak tau ketentuan dari mana, padahal saya belum mengiyakan kalau saya ada sekum. si ketua dan semua orang menanyakan proposal pada saya. shock! proposan MDGs pun baru selesai rampung, belum lagi tugas kuliah, dan revisi LPJ himpunan yang harus diselesaikan juga. saya kesel. kesel pangkat sejuta. puncak kekesalan terjadi pada saat rapat panitia inti. malam sebelumnya, ketua sms saya dengan sebutan panitia inti. padahal sampai saat itu saya belum menyetujui kalau saya rela jadi sekum. tapi akhirnya saya putuskan untuk datang rapat dengan tujuan saya ingin bilang yang sesungguhnya terjadi pada saya, proposal, dan kejengkelan saya meskipun proposal emang belum selesai.

saat datang rapat, saya sebelahan dengan sekretaris yang keluar itu, dengan gampang dia nanya:
"Proposal udah selesai belum, Ca?" 
saya jawab sambil nahan emosi, 
"Belum, aku juga banyak kerjaan kali...lagian kontennya juga belum pada ngumpulin." 
well ngeles sih sebenarnya masalah konten, bukannya belum pada ngumpulin tapi ya saya nya aja gak ada kemauan untuk minta konten ke tiap-tiap bironya. 
"Emang staf kamu kemana?" dia nanya dengan muka innocentnya.
anjrooooooooooooot maneh gak tau cing saha nu bikin urang kudu nyieun proposal sorangan? gimana ada staf lah saya harus ngeganti lo di sekum zzzzzzzz lo kira gue masih di kestari? gue keluar dari kestari gara-gara elo keluar dari sekum woy! dan sekarang kestari pun jadi gak kepegang. saya sendiri bingung gimana pembagian job desk kestari dengan sekretaris gimana, toh tahun kemarin gak ada kestari di kepanitiaan ini

dan akhirnya pas saya dikasih kesempatan untuk bicara sama ketuanya saya bilang minta kejelasan dari ketuanya, jangan ngegantungin saya kaya gini. istilahnya dia ngasih tugas ke saya tapi saya sendiri gak merasa dapat tugas itu. akhirnya saat itu ada pencerahan, yaudah saya pun ngalah. saya gak sanggup lihat muka teman-teman panitia inti lainnya yang berharap proposal cepat selesai. saya pun officially mengiyakan kalau saya akan menyelesaikan proposal dan persuratan perizinan. saya pun resmi jadi sekum dan otomatis meninggalkan kesekretariatan yang gak jelas juga dan stafnya yang satu per satu menghilang dan pindah biro. entahlah biarkan saja, toh tahun kemarin pun gak ada kestari bisa jalan semuanya selagi sekumnya sehat.

dan malam ini, saya curhat lagi, terserah ada yang baca dan langsung menilai saya cemen atau apa. yang jelas ini harus jadi pelajaran buat saya juga, jangan mau dimanfaatin saya orang lain. saya harus tegas. lain kali kalau emang gak ikhlas yaudah tinggalin aja daripada mumet, tapi bilang baik-baik jangan sampai ada korban hati. dan sekarang karena kamu udah ambil keputusan ini, just go and be sincere! gak apa-apa ngerjain semuanya sendiri juga, gak apa-apa mereka mikir saya kerjanya lambat juga, yang penting saya harus positive thinking dulu. maafin semua kesalahan teman-teman yang lainnya. buka hari baru dan anggap gak ada apa-apa sebelum ini. Insya Allah kalau ikhlas dapat pahala, daripada udah capek otak, hati, otot tapi gak dapat apa-apa.

salam sedih,
From : si cemen yang beraninya cuma nulis di blogspot

Comments

  1. sabar aja cha...
    tpi ngmomong2 tentang proposal..
    bagaimana tentang skripsi cha2..udah pengajuan proposal belum..???
    kan bentar lagi kan cha...??????

    ReplyDelete
  2. hahaha lagi sensi nih emang, gak layak baca banget ya postingan ini tuh huhuu :''(
    proposal skripsi belum ki, mulai nyusun semester depan nih doain lancar yaaa

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

1

Jangan sombong, banyakin bersyukur

sahabat kakak