Posts

Showing posts with the label opinion

We life, we learn

Tulisan ini terinspirasi dari what was happening to one of influencer, Gitasav, few days ago. At first I didn’t know anything till some of my friend on twitter blowed it up and even made a thread. So i was curious. I spent on everything related to those two. I read Gita’s post on blogspot, even I listened to her speaking on her ig story. And of course I wouldn’t forget to read what’s on Helmi’s.  I guess you all know what happen ya so I won’t tell who is Helmi and even Tristan.  After knowing what happened so I guess it was only the power of social media which makes everything worse . Saat tau masalah mereka, aku merasa “Wah bisa sejauh ini ya”. Both of them makes it more complicated juga sih. Oke I know, Gita is one of popular and powerful influencer who got a sexual harassment yang memang sangat tidak sopan untuk diucapkan. Gita tried to speak up , dia mengutarakan kebenaran bahwa sebagai perempuan jangan hanya diam saja saat dapat (even if only) a text that conta...

Literally a basic manner?

Kita tau kehidupan ini enggak akan bisa dilalui sendirian. Sekaya dan sepintar apapun kamu pasti selalu ada hal-hal yang enggak akan bisa kamu handle sendiri. Terutama di  rush hours, kita enggak mungkin bisa ngerjain banyak pekerjaan satu waktu padahal semuanya harus selesai   Kalau sudah begini? Pasti meminta bantuan orang lain. Well , aku mau cerita dikit, jujur, aku orangnya sangat enggak enakan. Bahkan untuk minta bantuan orang lain aja sangat enggak enakan. Kalo emang sekiranya masih bisa dikerjakan sendiri yaaa kerjakan sendiri dulu. Karena dengan begitu aku merasa bebas, enggak ada hutang budi kepada seseorang.  Mungkin ini semua karena didikan yang orangtuaku berikan. Orangtuaku yang memang selalu hidup mandiri, jauh dari keluarga besar selepas mereka menikah otomatis bikin mereka lebih independent dibanding saudara-saudaranya yang lain. Inilah juga yang akhirnya terjadi padaku. Hingga akhirnya menjadikanku orang yang sangat sungkan untuk meminta tolong. Ka...

Angkot Bandung #part1

Setelah sejak lama enggak menulis tentang opini. Akhirnya bisa menulis lagi di sela sela nunggu jam ngajar. Karena udah terlalu bosan nunggu ngajar sambil ngerjain soal atau bikin rangkuman, kali ini aku berniat untuk nulis aja. Sebenarnya ide tulisan ini sudah lama ada di draft hati dan pikiran #naon tapi belum sempat ditulis terus. Akhirnya hari ini, setelah tadi malam juga baca timeline di twitter tentang #irememberhowitfeel nya orang-orang pengguna angkutan umum, jadilah aku makin gemas untuk ikut menulis tentang how i feel pakai angkutan umum juga di kota besar, Bandung. Ide tulisannya berawal dari kejadian tanggal demo angkot di Bandung tanggal 9 Maret 2017, para supir angkot mogok untuk mendemo adanya angkutan online ( grab, gojek, uber ). Katanya sih gara-gara ada angkutan online , pendapatan mereka menurun. Jadinya di hari itu karena enggak ada angkot, aku gak bisa kemana mana termasuk enggak bisa ngajar. Pesan ojek online pun gak ada yang pick up karena ternyata mere...

Angkot Bandung #part2

Even after 6 months, i still remember how i felt so much disappointed about public transportation. And now it's happening again. Too much. So lewat tulisan ini aku ingin mencurahkan segala pemikiran aku dua minggu belakang ini. Kalian semua tahu kalau sekarang (untuk sementara) aku memang tinggal di Bandung. Iya. Siapa sih yang enggak kenal dengan kota besar yang satu ini, yang bahkan jadi salah satu destinasi liburan akhir pekan favorit semua orang. Enggak ada yang enggak suka dengan kota ini. Makanannya, udaranya, suasananya, tempat hitsnya, kampusnya, mahasiswanya, walikotanya, kecuali... macetnya. Sedikit cerita, aku mulai tinggal di Bandung sejak 2010 hingga sekarang. Sudah tujuh tahun. Dulu pas awal awal kuliah masih sanggup main pas weekend . Sekarang? I'm giving up karena Bandung jadi super macet di akhir pekan. Kemajuan teknologi bikin Bandung makin terkenal, apalagi pak walikota yang aktif banget sharing serunya kota Bandung. Sejak itu makin banyak orang yang ...

#DAY14 What You (wear) Wore Today

Kayanya sih ya topik ini sebenarnya minta foto ala-ala ootd (outfit of the day) atau setidaknya mention what i wore today. Tapi karena hari ini saya tidak berencana pergi kemana-mana jadi enggak ada yang pantas untuk dijadikan outfit of the day. Jadi saya coba untuk mengembangkan topik ini kearah yang saya-sambung-sambungin-sendiri-yang-penting-nyambung hahaha tadinya sih mau ganti topik tapi ya masa mau ganti topik mulu (padahal karena ada niatan ganti topik untuk topik selanjutnya jadi masa topik ini mau diganti juga hihi) What i actually want to say through this topic is.... Ada yang salah dengan pola pikir saya selama ini tentang what kind of ‘dress’ i have to wear everyday, in kinda woman dressing up rules. Dressing up disini bukan sebatas apa pakaian yang saya pakai, bagaimana saya berpenampilan tapi lebih kepada nilai apa yang harus saya pakai, harus saya junjung sebagai wanita sehingga menunjukkan bahwa we have our own crown and values to live the life independ...

#DAY12 What your thought today

Ini challenge kedua yang akhirnya saya putuskan untuk menggantinya dengan topik lain. Topik yang sebenarnya sih 5 Guys You Find Attractive haha tapi duh enggak dulu deh nulis yang beginian. Meskipun ini cuma tantangan, don't take it seriously gitu sebenernya, ya i mean gak harus juga nulis dengan jujur the real 5 guys i find attractive itu dan sangat bisa diisi tentang biodata dan why these guy -Harry, Zayn, Niall, Louis, dan Liam are attractive misalnya hahaha tapi kan sangat enggak lucu, ini bukan blog anak SMP anyway. So jadinya berdasarkan hasil ngebajak salah satu topik yang Esthi bikin sendiri (haha belom bilang lagi ke orangnya), day 12 ini diganti dengan topik seperti judul diatas. Kenapa akhirnya milih topik itu karena lately, sejak masuk bulan Ramadhan sebenarnya, saya berpikir ada sesuatu yang salah dengan rutinitas saya kemarin-kemarin yang hingga akhirnya, sekarang, jadi sesuatu yang sedikit demi sedikit dicoba untuk ditinggalkan eh dikurangi kali ya. Sebenar...

#DAY9 How Important You Think Education is

Penting banget. Enggak kok bukan karena saya adalah sarjana pendidikan dan insya Allah akan berkarir di bidang pendidikan tapi memang seiring bertambahnya usia, saya jadi yakin bahwa being educated person itu penting banget. Banyak yang bilang belajar itu enggak harus di sekolah, bisa dimanapun. Iya saya pun setuju. Tapi kenyataannya pendidikan (disini konteksnya sekolah formal ya) itu bukan hanya mengajarkan ilmu saja tapi justru diluar itu semua yang membuat kenapa saya mengatakan bahwa pendidikan itu sangat penting. Seiring bertambahnya pengalaman bertemu dengan beratus-ratus orang, disitu saya membuat suatu kesimpulan bahwa ternyata ada perbedaan pola pikir antara orang yang memang bersekolah dengan yang tidak. Setidaknya dengan bersekolah, manusia akan bisa mengontrol kata-katanya dan memiliki tujuan dalam hidupnya. Tidak begitu saja mengikuti arus. Dengan bersekolah juga setidaknya tidak hanya ilmu dan pengetahuan yang didapat, tapi kita pun belajar bagaimana untuk bersosialisa...

#DAY8 Your Opinion about Being Perfect and Being Better

And say hello to my 30dayschallenge ! Hahahaha maaf nih ya sempet off main challenge kemarin-kemarin karena lagi memperbaiki pola ibadah di awal-awal puasa *pret* enggak sih sebenernya karena lagi enggak mood nulis dengan tema tertentu gitu (ya gini sih kalau anaknya bosenan) (padahal baru day 8). Tapi karena udah take a challenge ya mau gak mau harus diselesaikan. Oh ya sebenernya, day 8 itu challenge-nya What you ate today tapi menurutku agak kurang nantang. Jadi beberapa hari ke belakang itu aku bikin tweet untuk menyilakan teman-teman yang punya ide untuk mengganti challenge menulis day 8, yang mau nantang aku untuk nulis sesuatu. Dan akhirnya teman SMA-ku Esthi yang (the one and only) ngasih tantangan ini. Agak berat sih ya tantangannya –nantangin sih haha tapi ya akan kucoba. Being perfect menurut saya adalah hal yang enggak mungkin terjadi pada siapapun karena kesempurnaan itu ya hanya Allah swt yang punya. Tapi mungkin being perfect disini lebih kepada tendensi setiap ...

#DAY7 Five Pet Peeves

Ini ya awalnya gak ngerti maksudnya pet peeves tuh apa. Pet artinya hewan peliharaan, terus peeves tuh menjengkelkan. Kalau disatuin berarti hewan peliharaan yang menjengkelkan. Tapi kok asa teu kudu gitu bikin challenge begitu. Eh pas searching enggak taunya pet peeves tuh idiom yang artinya something annoys you meskipun mungkin bagi orang lain hal itu biasa aja. Intinya annoying sih. Pelayan kafe, toko, pelayanan administrasi sekolah, kampus, kantor yang jutek. Ini ya sumpah nyebelin banget, misalnya mereka melayani enggak pake senyum, semaunya gitu, terus gak bilang makasih. Maunya apa kan orang begitu? Padahal harusnya tau konsekuensi dong kerjaannya sebagai pelayan publik ya berarti harus bisa melayani dengan baik. Pembeli juga gak akan semena-mena kalo memang pelayanan kafe atau tokonya baik. Kita pun yang butuh jasa mereka akan sopan kalo merekanya pun ramah. Meski mungkin kondis Kenyataanya urusan kerjaan gak bisa dihubungkan dengan mood, pms, atau masalah pribadi lain....

#DAY6 Your Views on Mainstream Music

-- Oke just forget my mellow feeling tonight ya (regarding to my so-fishy-silly in previous post). Better we do Day 6 Challenge. Ini sumpah sebenernya lagi gak mood nulis karena lagi super random dari kemaren, faktor me-on-period juga sih kayanya. Tapi semoga gak ngebosenin ya postingannya. Sengaja dibikin pendek biar tetep in line dan enggak ngecapruk. Mainstream music ? Sebenarnya menurut saya gak pernah ada karya seni yang mainstream. Semuanya selalu memiliki keindahan dan kenikmatan tersendiri bagi yang memang menyukainya. Mungkin saat saya bilang bahwa musik band A mainstream namun bagi beberapa orang lain mungkin hal itu tidak mainsteam sama sekali. Bagi saya musik atau lagu itu gak bisa dinilai dengan mainstream tidaknya. Ini cuma masalah selera aja. Kalaupun memang ada musik atau lagu yang mainstream dari segi musikalisasinya, dari lirik atau melodinya maka yang harus dikembangkan disini adalah pengetahuan musik dari si pencipta musik/lagu itu. Contohnya sama aja kaya gin...

Being at Home

Dulu saat masih SMA atau kuliah dimana sangat jarang bisa tinggal di rumah, being at home adalah suatu moment berharga yang enggak bisa dilewatkan. Tolak ukur being at home seketika menjadi momen untuk bersantai-santai dan menghabiskan waktu berkualitas untuk keluarga. Di rumah itu sama dengan liburan. Seperti itu. Tapi itu dulu. Sekarang tidak bisa lagi seperti itu. Being at home masih menjadi suatu kenikmatan sendiri sebenarnya, dikelilingi keluarga yang melindungi dan selalu ada untuk mendengarkan itu mengasyikan. Hanya saja, titel menghalangi 'keasyikan' itu. Sudah sarjana kok masih di rumah saja? Sekarang sibuk apa? Sudah kerja dimana? Pertanyaan seperti itu yang sungguh sangat mengganggu kenikmatan bisa berada di rumah dalam waktu yang lumayan lama. Bagi saya pertanyaan itu sangat mengganggu, setidaknya sebagai anak ada keinginan kan untuk mandiri dan tidak bergantung lagi pada orangtuanya. Meskipun disisi lain orangtua saya tidak berkeberatan jika sampai saat in...

Rencana S2

Well sebenarnya sudah ingin menulis tentang rencana S2 (Insha Allah, amin), tapi skip terus karena alasan kemalasan merangkai kata-kata. Tapi kebetulan beberapa hari yang lalu ada anonim di ask.fm yang bertanya tentang alasanku kenapa ambil S2 langsung setelah wisuda sarjana. Ya ngerti sih maksudnya. Kenapa gak kerja? Atau emang gak mau kerja dulu gitu dan nyoba cari uang sendiri? Atau emang gak akan nikah dulu? Yahaha. I got your point!  Awalnya akan dijawab langsung di answer box ask.fm nya tapi ternyata error terus (karena jawabannya kepanjangan kali ya). Karena gagal publish terus akhirnya dipost disini aja deh. Sekalian menambah postingan di blog juga hehe. Untuk siapapun anon yang bertanya hehe itu pertanyaan terserius yang kujawab superserius juga. Semoga terbantu deh ya dengan alasanku ini. Alasannya banyak, tapi kira-kita yang cukup masuk akal untuk akhirnya jadi dasar mengambil keputusan ambil S2 langsung pasca wisuda sarjana tuh beginilah.  Alasan paling ut...

social media problem

ini sudah postingan saya yang ke -entahlah soal media sosial. setelah sebelumnya ada post yang saya ingat mengenai argumen mengenai kekuatan love & like dan beberapa hal tabu di media sosial. dulu saya sempat ada di posisi, "Kalau saya post ini bakal ada yang kasih like atau love enggak ya? banyak yang suka gak ya?" yang berakhir jadi kecewa jika likers-nya sedikit dan ujung-ujungnya gambar atau postingan itu saya hapus karena malu mendapatkan perhatian yang sedikit. namun ternyata setelah lihat video yang Septi (teman SMA) share di grup whatsapp SMA disitu dijelaskan bahwa following, follower, like, love in social media are so nonsense. they can be seen but actually invisible . maksudnya invisible disini, buat apa punya banyak follower yang justru sama sekali tidak mengenal kita, buat apa mendapat banyak perhatian like & love dari orang-orang yang tidak sama sekali mengenalmu? is that could be called a friend? a family? non-sense, isn't it? kita hanya mendenga...