Thought I Write

Things & Thought I Drew When I was Bored by Naela Ali
Sebulan yang aku kebetulan ke Gramedia dan untuk pertama kalinya beli art book. Kenapa kebetulan karena emang awalnya cuma niat untuk beli buku biologi (wtf ya ke Gramedia cari buku biologi serasa masih anak sekolah). Ternyata pas sampai Gramedia, tertarik untuk membuka art book milik Naela Ali. Ya, semua orang sudah tau dia, an artist, a creativepreneur. Tapi sebenarnya aku termasuk yang telat tahu tentang dia. Kalo enggak salah pertama kali tau Naela Ali karena dishare via DM instagram sama Ditha yang isinya tentang art book Naela Ali yang #storiesofrainydays. Lucu pikirku saat itu. Ada gambar-gambar watercolor yang dicetak dengan tulisan tulisan in english tipikal a sort story yang akan disukai oleh anak muda generasi millenial. Saat itu setelah beberapa menit stalking akun instagramnya Naela Ali, aku hanya kagum. Belum sampai ke tahap penasaran bagaimana isi art book nya, hingga sampai ke keinginan untuk membelinya.

Tapi saat di Gramedia kemaren tiba-tiba langsung ingin beli buku Naela Ali yang #Things&ThoughtIDrewWhenIWasBored. Cuma dengan lihat judulnya lalu buka bukunya beberapa halaman langsung ingin beli. Padahal harganya lumayan mahal. Bisalah sebenernya kebeli 2 novel. Isinya? Sebenernya semacam art book pada umumnya dan art book nya yang pertama. Ada gambar (seperti biasa, Naela Ali punya kekhasan di gambar ilustrasi) lalu tulisannya yang  all in english. Untuk art book Naela Ali yang ini, beda dengan yang buku pertama. Di buku pertama, judulnya aja udah #story jadi isinya semacam cerita. Di artbook yang ini tulisannya berupa quote. Quote nya agak random sih menurutku (ya dari judulnya aja kan emang yang Naela ciptakan saat bored) tapi lumayan inspiring karena aku jamin quote itu tercipta karena common situation based on a true story di kehidupan sehari hari. Otentik dan apa adanya.

Sebenernya fokus tulisanku saat ini bukan mau mereview konten dari art book Naela Ali. I'm not an artist nor the editor. Jadi agak enggak fair juga kalo aku review kontennya. Dari buku Naela Ali itu, aku sadar bahwa betapa creative industry sebegitu menariknya untuk ditekuni dan dikembangkan. When something you like to do is gonna be paid. Double happiness. Sungguh. Di industri kreatif, apapun yang kita buat (asalkan enggak ngasal) bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan uang. Seperti art booknya Naela Ali. Siapa yang kepikiran bikin art book yang isinya curhatan dengan quote motivational standar yang sebenernya kita sudah sering dengar dan tau maksudnya apa. Tapi itulah kreativitas. Kreatif untuk memanfaatkan kesempatan yang ada untuk bisa menghasilkan sesuatu yang bernilai. Itulah kenapa katanya orang yang kreatif akan lebih bisa bertahan hidup. Mereka memiliki keterampilan yang mungkin tidak terpikirkan oleh orang lain. Maka disitulah letak kreativitas begitu sangat berharga.

Mengapa akhirnya suatu karya seni bisa dijual begitu mahal. Mengapa para penulis dan pencipta lagu begitu ketat mengurus hak cipta dan menindak para plagirisme. Itu semua karena untuk menghargai kreativitas. Kita mungkin berpikir, "Halah cuma gambar dikasih quote aja kok mahal sih? Semuanya juga bisa bikin kali." Kalo memang semuanya bisa bikin, maka bukankah akan ada jutaan art book di Gramedia? Memang semua orang pasti bisa membuat art book seperti Naela Ali, alat gambar tersedia dimanapun. Tapi apakah semua orang bisa terpikirkan untuk membuat art book yang ia buat menggunakan watercolor dan handwritten font lalu diterbitkan di sebuah percetakan? I think no. Itulah kreativitas. Yang seharusnya lebih dihargai karena didalamnya terdapat banyak perjuangan berpikir dan kerja keras untuk menciptakannya. Seperti yang ditulis oleh Naela Ali di art book nya.
Even fools and blunt scissors can be useful in the hand of a clever person.
So, let's appreciate the skills not tools.

Comments

Popular posts from this blog

1

Jangan sombong, banyakin bersyukur

sahabat kakak