passion dan sebuah doa
pagi ini tercengang dengan tweet teman yang saya yang hyperlink-nya berisi kepastian menteri pendidikan untuk menghapus SNMPTN tertulis. tsah! perasaan baru kemarin dengar gunjang-gunjing kalau kurikulum di 2013 akan diganti, mulai dari gak akan ada IPA dan IPS di SD, terus lebih ditekankan pada pendidikan agama dan pancasila. sekarang lagi-lagi kementerian pendidikan buat peraturan baru kalau SNMPTN tulis dihapuskan. entah apa yang menjadi pertimbangan kementerian itu. miris sih dengarnya. setau saya di negara lain sistem pendidikan sudah menjadi suatu sistem yang fix meskipun mereka juga tau kalau sistem mereka bukan sistem yang terbaik, tapi meskipun bukan sistem yang terbaik kalau pemanfaatannya maksimal dan inovasi yang dilakukan selalau tepat tidak akan menjatuhkan pendidikan di negera tersebut.
let's see in Indonesia, selaku siswa transisi yang sangat merasakan banyaknya perubahan di sistem pendidikan Indonesia saya kecewa karena kenapa Indonesia selalu mengganti-ganti sistem pendidikan? memang mungkin sistem kita sebelumnya belum menjadi sistem yang terbaik, masih banyak kekurangan, tapi itu bukan alasan untuk mengganti-ganti kurikulum seenaknya, mengganti sistem seenaknya. jujur saya kasihan dengan guru-guru dan kepala sekolah yang harus mulai dari nol kembali jika kurikulum dirubah.
dan sekarang SNMPTN akan dihapus, ujian masuk perguruan tinggi negeri yang sudah dilakukan berpuluh-puluh tahun ini dihapus begitu saja padahal belum ada pemberitahuan secara transparan apa yang menyebabkan SNMPTN harus dihapus, bagaimana evaluasinya, dan sejauh mana pengganti SNMPTN tulis bisa dipercaya untuk menjaring calon mahasiswa perguruan tinggi negeri di Indonesia?
saya memang orang awam, orang baru di dunia pendidikan, hanya mahasiswa tingkat 3 di jurusan keguruan, yang juga hanya mengenal sedikit tentang isu-isu pendidikan. namun kesedikitan saya itu justru membuat saya semakin penasaran untuk terus menggali apapun yang bisa saya dapatkan di bidang pendidikan yang akan saya geluti nanti. secara gak langsung saya mulai peka dengan berita tentang pendidikan Indonesia yang masih carut-marut karena (katanya) tidak dipegang langsung oleh orang-orang asli dari dunia pendidikan. saya mulai menyukai dunia saya ini, betapa serunya nanti mengajar dan bertemu dengan orang-orang baru yang penuh inspirasi.
semoga memang passion saya di jalur ini, insya Allah saya gak boleh no action talk only dengan dinamika pendidikan di Indonesia. harus berapa banyak lagi siswa yang dibuat bingung dengan sistem pergantian kurikulum dengan tuntutan yang dibuat rumit dan berbelit? harus berapa siswa yang menjadi korban ke-random-an sistem penerimaan PTN?
bagaimanapun memang benar seharusnya yang duduk di kementerian haruslah orang-orang yang setidaknya pernah mengajar dan menjadi bagian sebuah sistem sekolah minimalnya 10 tahun agar mereka mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di lapangan, belum lagi dengan sekolah-sekolah pinggiran, ah terlalu banyak permasalahan yang bisa diangkat kalau kita membicarakan pendidikan Indonesia. saya hanya beropini, maaf jika ada pihak yang merasa tersinggung. setelah saya menuliskan ini, ada sebuah tekad dan keinginan jika suatu hari nanti saya bisa duduk di kementerian pendidikan Indonesia. semoga, pendidikan Indonesia selalu menjadi lebih baik.
Comments
Post a Comment